Waspadai Wabah Cacar Monyet, Bisa Menular dari Hewan ke Manusia
Rabu, 3 Agustus 2022 | 18:00 WIB
Penularan cacar monyet ini bisa terjadi melalui kontak erat manusia atau benda yang terkontaminasi dengan virus cacar monyet.
Jakarta, NU Online
Masyarakat diresahkan dengan adanya cacar monyet atau virus Monkeypox sejak pertengahan Juli 2022. Cacar monyet dan tersebar di beberapa negara, termasuk California. California kini menjadi negara bagian dengan jumlah kasus kedua terbesar setelah New York karena sedikitnya terkonfirmasi 827 temuan kasus cacar monyet pada Senin (1/8/2022) lalu.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), jumlah tersebut hanya berbeda sedikit dengan kasus di New York sebanyak 1.390 kasus. India juga melaporkan adanya kasus kematian pertama akibat cacar monyet pada Senin (1/8/2022). Laporan itu menjadi kasus kematian pertama akibat cacar monyet di Asia, sekaligus kematian keempat yang dilaporkan secara global di luar Afrika.
Karena itu masyarakat tak terkecuali di Indonesia, wajib mewaspadai penulan dan tersebarnya cacar monyet ini.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD dr Iskak Tulungagung, dokter Sekar Puspita mengungkapkan penularan cacar monyet ini bisa terjadi melalui kontak erat manusia atau benda yang terkontaminasi dengan virus cacar monyet.
“Penyakit ini termasuk penyakit zoonis yang artinya dapat menular dari hewan ke manusia. Penularan cacar monyet atau monkeypox ini bisa terjadi melalui darah, air liur, cairan tubuh serta ingus saluran pernafasan,” terangnya sebagaimana dikutip dari laman RSUD Tulungagung.
Dokter Sekar menjelaskan, bahwa penyakit cacar monyet ini memiliki masa inkubasi 6-16 hari, namun juga bisa mencapai 5-21 hari. Penyakit car monyet memiliki gejala invasi serta masa infeksius.
Gejala invasi ini terjadi ketika pasien mengalami kondisi demam, flu, sakit kepala hebat, lemah, rasa sakit pada otot nyeri sendi serta nyeri punggung. Sementara itu, masa infeksius terjadi pada saat muncul ruam bintik berisi cairan.
Kontak hewan
Cacar monyet juga dapat menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tikus, dan tupai. Selain itu penularan juga dpaat terjadi melalui benda yang telah terkontaminasi virus.
Jika dilihat tingkat berbahayanya, cacar monyet masuk dalam kategori ringan terkadang menyerupai cacar air dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Sementara itu, untuk tingkat keparahan dari virus ini tergantung kondisi imun serta ada/tidaknya penyakit komorbit.
Jika penderita memiliki imun defisiensi atau imun dengan kekebalan kurang, kata dia, biasanya timbul komplikasi seperti infeksi paru, namun hal ini jarang terjadi.
“Yang penting tetap waspada, tidak perlu panik dan tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta apabila timbul gejala klinis di atas bisa segera konsultasi ke dokter,” pungkas dia.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad