Mimika, NU Online
Di berbagai daerah di Indonesia tengah diperingati hari pendidikan nasional atau Hardiknas dengan berbagai acara. Hal tersebut dilakukan untuk mengenang dan melanjutkan pemikiran dan perjuangan Ki Hajar Dewantara.
Di kawasan Mimika, Papua, kepolisian setempat mengadakan peringatan Hardiknas dengan tema Gerakan Melenial Anti Miras.
“Sejak Rabu malam, 1 Mei, sejumlah santri Darussalam Mimika melakukan persiapan ikut karnaval dengan membuat sejumlah poster,” kata Sugiarso, Kamis (2/5). Mereka dibimbing Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Mimika, Ustadz Hasyim Asy'ari, lanjut Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Mimika ini.
Keesokan harinya, mereka melakukan persiapan dan gladi posisi di halaman masjid. “Ada warga NU yang menyiapkan mobil dengan bak terbuka untuk mengantar ke titik start di lapangan Polsek Mimika Timur di Mapuru Jaya,” jelasnya.
Karnaval ini diikuti oleh para murid TK, SD, SMP, SMK, remaja masjid, santri, wali santri dan wali murid, para istri anggota Polri dan TNI, warga Suku Kamoro dan semua suku yang ada di Mimika Timur.
Sepanjang perjalanan santri Darussalam Mimika terlihat berbeda dengan rombongan lainnya, lebih menonjol. “Para santri ini sejak start hingga finish melantunkan Shalawat Asyghil dan lagu Ya Lal Wathan, serta Mars Santri Darussalam, sambil mengibarkan bendera NU dan merah putih,” jelasnya.
Kehadiran santri Darussalam Mimika mendapat apresiasi dari pihak kepolisian. “Mereka mmberikan warna lain, tampak anggun, semangat dan syahdu," ungkap salah seorang anggota polisi Mimika Timur.
Keikut sertaan pada karnaval kali ini juga membuat sejumlah keluarga pesantren bangga. "Alhamdulillah, kita bisa ikut acara ini sampai selesai dan lancar. Ayo terus semangat menyanyikan lagu Ya Lal Wathan untuk menghilangkan rasa capek," ajak Elmi, salah seorang wali santri.
Kompol Arifin, mewakili Kapolres Mimika dalam sambutannya mengatakan keberadaan karnaval untuk menjaga komitmen dalam mendidik pemuda dan masyarakat agar menjadi pemimpin dalam pendidikan bangsa,
“Mari bersama mendidik putra bangsa, sebab banyak kasus miras di Mimika,” katanya.
Pada kegiatan ini juga dilakukan Deklarasi Gerakan Milenial Anti Miras yang diikuti oleh seluruh elemen masyarakat.
"Saat ini penting menanamkan pendidikan mental spiritual untuk membangun bangsa Indonesia, dan bebaskan dari pengaruh budaya yang merusak moral anak bangsa," kata Ustadz Hasyim Asy'ari.
Hadir dalam acara tersebut, Kadistrik Mimika Timur, Marike H Warinusi, Danramil 1710-07/Mapurujaya, Lettu Inf Suardi, Kapoksek Mimika Timur, Iptu Maryan, Kompol Arifin, serta para kepala suku, tokoh masyarakat, adat, agama, para guru dan wali santri, wali murid. (Ibnu Nawawi)