Lesbumi PBNU Kenang Romo Mudji Sutrisno sebagai Rohaniwan Berkebudayaan
Senin, 29 Desember 2025 | 13:00 WIB
Jakarta, NU Online
Budayawan sekaligus rohaniawan Katolik, Fransiskus Xaverius Mudji Sutrisno atau Romo Mudji Sutrisno SJ, meninggal dunia setelah menjalani perawatan akibat sakit di Rumah Sakit St Carolus, Jakarta, pada Ahad (28/12/2025) pukul 20.43 WIB.
Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lesbumi PBNU), Zastrouw Al-Ngatawi, menilai Romo Mudji sebagai seorang rohaniwan yang mampu mempraktikkan nilai-nilai keagamaan secara berkebudayaan.
"Artinya beliau ini seorang Romo, seorang Katolik, tetapi ekspresi keagamaannya itu berpijak pada nilai-nilai keuniversal yang sangat melekat pada tradisi dan adat," katanya saat dihubungi NU Online pada Senin (29/12/2025).
Menurut Zastrouw, mendiang Romo Mudji tidak larut dalam tradisi dan budaya barat meski menempuh pendidikan teologi dan filsafat di Eropa. Namun sebaliknya, pengalaman tersebut justru dijadikan inspirasi untuk mengaktualisasikan spirit religiusitasnya dengan menggunakan tradisi dan budaya Nusantara sebagai instrumen utama.
"Maka saya bisa mengatakan bahwa Romo Mudji ini adalah seorang Romo yang mengaktualisasikan spiritual religiusitasnya melalui tradisi dan nilai-nilai budaya Nusantara, sehingga beliau mampu mewujudkan kata Bung Karno, yaitu beragama yang berkebudayaan dan berkepribadian kenusantaraan," jelasnya.
Selain rohaniwan, Romo Mudji juga dikenal sebagai intelektual dan akademisi yang kritis serta independen. Ia pernah menduduki sejumlah jabatan strategis, termasuk di Komisi Pemilihan Umum (KPU), meskipun kemudian memilih untuk mengundurkan diri.
Menurut Zastrouw, sikap independen dan kritis itu menjadi bagian penting dari cara Romo Mudji menjalankan fungsi keberagamaannya, yang selalu diekspresikan melalui nilai-nilai universal.
"Sebagai intelektual, dia adalah intelektual yang kritis; sebagai budayawan, dia budayawan yang kreatif dan inovatif; sebagai rohaniawan, dia adalah rohaniawan yang berkebudayaan," jelasnya.
Zastrouw mengatakan bahwa Romo Mudji menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap Nahdlatul Ulama dan memandang NU sebagai jangkar Nusantara sekaligus pengayom bagi seluruh warga bangsa. Romo Mudji menyampaikan hal itu langsung kepada Zastrouw saat diundang menjadi narasumber Lesbumi di Borobudur, Magelang.
"Dia juga menjadi tempat bagi anak-anak muda NU untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan menjadi narasumber yang ringan kaki untuk diajak di acara-acara NU," terangnya.
Sebagai informasi, jenazah Romo Mudji disemayamkan di Kapel CC, Lingkungan Kolese Kanisius, Jakarta, pada Senin (29/12/2025). Misa requiem akan dilaksanakan sebanyak dua kali, yakni pada Senin dan Selasa malam, (29-30/12/2025) masing-masing pukul 19.00 WIB.
Setelah rangkaian misa selesai, jenazah dijadwalkan diberangkatkan ke Girisonta, Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa sekitar pukul 21.00 WIB.