Jakarta, NU Online
Budayawan Nahdlatul Ulama (NU) Zastrouw Al-Ngatawi menyebut Wakil Pemimpin Redaksi NU Online Ahmad Khoirul Anam yang wafat pada Kamis (24/6) kemarin sebagai seorang mujahid literasi. Sebab almarhum mampu mengorbankan waktu semasa hidupnya untuk mewujudkan gagasan, cita-cita, dan idealismenya tentang literasi, terutama di dunia digital.
“Dengan sentuhan tangan dingin dan sentuhan kreativitasnya, lahirlah banyak hal yang kemudian mewujud dan bisa dirasakan oleh banyak orang terutama di dunia digital atau di literasi media,” tutur Zastrouw saat menyampaikan kesaksian dalam Tahlil dan Doa Bersama secara virtual yang digelar NU Online, pada Kamis malam.
Menurut Zastrouw, terdapat banyak generasi muda yang bisa eksis, berkembang, dan maju karena bersentuhan dengan pemikiran Mas Anam. Dalam satu waktu, almarhum pun mampu berkiprah di banyak tempat seperti NU, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta dengan segala ketulusan dan keikhlasan.
Zastrouw menilai Mas Anam selalu berupaya untuk bisa mewujudkan gagasan, idealisme, dan cita-cita tanpa pernah berpikir tentang materi, imbalan, dan apresiasi apa pun. Kini, ide atau gagasan Mas Anam bisa terwujud dan terlaksana, bahkan dinikmati oleh orang banyak.
“Di tengah kompetisi, pragmatisme, dan tuntutan-tuntutan materialisme yang demikian kuat, beliau bisa berdiri tegak dengan penuh kepercayaan diri. Beliau membuktikan bahwa hidup ini semata-mata tidak tergantung kepada harta, pujian, dan keterkenalan. Namun cita-cita, idealisme, keyakinan itu juga bisa membuat seseorang eksis dan mempunyai makna di hadapan sesamanya,” terang Zastrouw.
Lebih lanjut disebutkan bahwa almarhum memiliki sikap yang sangat rendah hati atau tawadhu. Almarhum selalu menempatkan diri sebagai junior kepada teman-temannya, termasuk Zastrouw, dengan segala akhlak baik dan ketawadhuannya.
“Tapi Allah lebih mencintai beliau, sehingga meninggalkan jejak yang mendalam di usia yang masih muda, beliau meninggalkan gagasan yang harus diwujudkan menjadi lebih baik lagi. Saya yakin beliau bisa beristirahat dengan tenang, seluruh amal-cita-cita dan perjuangan beliau insyaallah akan menjadi teman dan saksi di hadapan Allah,” pungkas Dosen Fakultas Islam Nusantara di Unusia Jakarta ini.
Sebelumnya, almarhum yang juga sebagai Kepala Ahwalus Syakhsiyah Unusia Jakarta itu dikabarkan wafat pada Kamis kemarin, pukul 09.00 WIB pada usia 40 tahun. Almarhum sempat dirawat di RS Sari Asih Ciputat, Kamis subuh.
Tak lama, almarhum dinyatakan meninggal dunia karena infeksi paru-paru. Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka Perumahan Griya Yudha Garuda, Pondok Petir, Bojongsari, Depok, Jawa Barat.
Jumat (25/6) pagi jenazah almarhum sudah dimakamkan di Desa Kalimati, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad