Komisi IX DPR RI: Vaksin dan Obat Covid-19 Satu-satunya Jawaban
Rabu, 5 Agustus 2020 | 12:09 WIB
Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Anggia Ermarini (kanan). (Foto: dpr.go.id)
Jakarta, NU Online
Penularan virus Covid-19 yang tengah menjadi pandemi ini rupanya masih belum menemui babak akhir di Indonesia. Pasalnya, saban hari masih mengalami peningkatan. Pada Selasa (4/8), misalnya, dilaporkan terdapat 1.922 kasus positif baru. Hal tersebut menambah total keseluruhan kasus terkonfirmasi di Indonesia mencapai 115.056.
Melihat fakta demikian, Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Anggia Ermarini menyampaikan bahwa vaksin dan obat menjadi satu-satunya jawaban untuk segera mengatasi problem kesehatan ini yang juga berdampak pada segala sendi kehidupan.
“Vaksin sama obat adalah satu-satunya jawaban sehingga ekonomi jalan, Covid-19 juga bisa tertekan,” ujarnya kepada NU Online di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada Selasa (4/8).
Pasalnya, Anggi, sapaan akrabnya, melihat masyarakat cukup sulit untuk mematuhi peraturan yang ada. Protokol kesehatan terkesan diabaikan. Ia memahami bahwa pelonggaran yang diatur oleh Presiden Joko Widodo diharapkan dapat memulihkan ekonomi. Sebab, tidak mungkin juga, katanya, terus-terusan diterapkan PSBB karena cukup mematikan pergerakan ekonomi.
“Dan kita gak bisa juga kalau mati. Mestinya kita coba cari mekanisme yang lebih baik lagi. Makanya kalau menurut saya, vaksin sama obat itu sangat dibutuhkan,” katanya.
Oleh karena itu, Anggi meminta kepada pemerintah agar dapat segera memproduksi vaksin dan obat. “Kita dengar ujicoba sudah fase ketiga ini fase terakhir bisa dipercepat sehingga masyarakat juga bisa cepat menggunakan itu,” katanya.
Meskipun demikian, Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama itu juga berharap besar kepada organisasi masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk dapat memainkan perannya secara aktif untuk melakukan dan mengampanyekan pencegahan penularan Covid-19.
“Partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Keterlibatan organisasi massa, tokoh agama sangat penting untuk membangun supaya rantai penularan ini bisa terkurangi secara signifikan,” ujar Anggi.
Pasalnya, kehidupan sudah mengalir normal dan sangat cair. Bahkan protokol kesehatan banyak diabaikan.
Karenanya, preferensi masyarakat terhadap tokoh agama dan tokoh masyarakat itu menjadi salah satu alternatif bersama memutus mata rantai penularan.
Apalagi, lanjut Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, tenaga medis sudah benar-benar kewalahan menghadapi pasien yang terus-menerus meningkat.
Ia berharap agar masyarakat Indonesia tetap senantiasa sehat sehingga tidak saling menularkan atau ditulari. “Mudah-mudahan semuanya sehat, bisa lebih bijaksana juga, tidak mendapatkan menulari teman-teman kita, saudara-saudara kita,” pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad