3 Buku Sejarah Muslimat NU: Arah Perjalanan Khidmah Perempuan NU untuk Umat
Sabtu, 20 Januari 2024 | 03:30 WIB
Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) genap berusia 78 tahun dalam kalender Miladiyah (Masehi) pada 28 Maret 2024 mendatang. Peringatan harlah itu digelar pada Sabtu (20/1/2024) dengan serangkaian doa dan munajat bersama lebih dari 100 ribu anggotanya dari seluruh pelosok Indonesia serta beberapa dari luar negeri.
Kaum ibu dari kalangan NU ini secara resmi aktif berorganisasi sejak 78 tahun lalu. Namun, cikal bakalnya sudah muncul beberapa tahun sebelumnya. Abdullah Alawi mencatat, Muslimat NU telah digerakkan perempuan-perempuan NU di daerah Purwasuka atau akronim dari Purwakarta, Subang, Karawang, sejak 10 tahun sebelum organisasi itu resmi menjadi bagian dari badan otonom NU, tepatnya tahun 1936.
Perjalanan yang sudah sedemikian panjang dari Muslimat NU ini terekam dalam beberapa tahapannya dalam, setidaknya, tiga buku yang akan diuraikan di bawah ini. Buku-buku ini merekam titik mula pendirian hingga kiprah perempuan NU di berbagai sektor, mulai pendidikan, keluarga, hingga kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat.
1. Sedjarah Lahirnja Muslimaat Nahdlatul 'Ulama di Indonesia
Buku ini ditulis Nyai Aisyah Dachlan dengan menelusuri berbagai saksi dan dokumen bersejarah mengenai organisasi yang saat itu dipimpin oleh Nyai Mahmudah Mawardi itu. Ia melakukan sejumlah wawancara dengan tokoh pengurus NU dan Muslimat, serta catatan resmi NU dan tulisan-tulisan di Berita NO.
Buku yang terbit pada 1955 ini tidak saja berisi pergerakan Muslimat NU an sich, tetapi justru dibuka dengan pengetahuan mengenai perempuan pra dan pasca-Islam, serta pandnagan Islam sendiri terhadap perempuan. Terlebih pembahasan ini tentu saja diperkaya dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits, hingga syair dan maqalah para ulama.
Selepas itu, penulis mengajak pembaca untuk menyelami dunia perempuan Islam di Indonesia dengan menyebut sejumlah nama penting, seperti Rahmah el-Yunusiah yang menggerakkan pendidikan bagi kaum Hawa di Sumatra Barat. Hal ini pun diperkaya dengan kondisi perempuan di negara lain, seperti Mesir yang dikutip dari Dariyah Syafiq, salah seorang pemimpin pergerakan perempuan Mesir.
Kemudian, barulah pembaca akan diajak masuk ke dalam pergerakan perempuan NU dari mulai latar belakang pendiriannya. Kemudian dijelaskan mengenai sejumlah pertemuan yang membahas pembentukan kepengurusan, perkembangannya di sejumlah daerah, hingga pergulatannya dengan dunia politik dalam menghadapi pemilihan umum di zaman itu.
2. Sejarah Muslimat Nahdlatul Ulama
Buku ini diterbitkan Pimpinan Pusat Muslimat NU pada 1979. Buku ini disusun oleh tim yang terdiri dari Nyai Hj Saifuddin Zuhri (Ketua), Nyai Hj Asmah Sjahroni, Nyai Hj Mahmudah Mawardi, Nyai Hj Solichah Wahid Hasyim, Nyai Hj M Ali Masjhar, Nyai Hj Malichah Agus, dan Nyai Hj Chasanah Mansur.
Seperti buku pertama, buku ini juga diawali dengan uraian mengenai kedudukan perempuan di dalam Islam. Kemudian diteruskan dengan latar belakang kelahiran Muslimat NU dan gerakannya dalam berbagai bidang, baik sentuhan pengaruh yang langsung maupun tidak langsung.
Di samping itu, buku ini juga memberikan penjelasan yang kronologis. Pasalnya, diuraikan di dalamnya mengenai perjalanan Muslimat NU dari kongres ke kongres, lengkap dengan susunan kepengurusan yang dihasilkannya. Pun peranan Muslimat NU dalam dinamika sosial politik juga ditampilkan dengan sejumlah pengurusnya yang terlibat di dalam pengembanan jabatan, seperti Konstituante, keterlibatan dalam Kowani, dan sebagainya.
Kemudian, perkembangan lain yang belum ada dan belum termaktub di dalam buku sebelumnya adalah telah lahirnya perangkat-perangkat Muslimat NU, seperti Yayasan Pendidikan Muslimat NU dan Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU yang memiliki sejumlah aset penting di tingkat pusat dan daerah, mulai dari asrama, panti, hingga klinik.
3. 50 Tahun Muslimat NU: Berkhidmat untuk Agama, Negara, dan Bangsa
Buku ini diterbitkan sebagai potret perjalanan setengah abad roda organisasi Muslimat NU dalam perkhidmatannya kepada umat, agama, dan negara. Di dalam buku ini, diuraikan langkah khidmah Muslimat NU dalam berbagai sektor, mulai kesejahteraan ekonomi dan sosial dengan perangkatnya, pembangunan keluarga maslahah, gerakan politik, hingga pembangunan sarana fisiknya.
Karena perjalanannya yang sudah cukup panjang, buku ini juga menyajikan gerakan dari sejumlah tokoh penting Muslimat NU. Ada 11 nama yang ditampilkan dalam buku ini, yakni (1) Ny Hajjah R Djuaesih; (2) Ny Chodidjah Dahlan; (3) Ny Hajjah Machmudah Mawardi; (4) Ny Aisyah Dahlan; (5) Ny Hajjah Solichah Wahid Hasyim; (6) Ny Hj Solechah Saifuddin Zuhri; (7) Ny Chasanah Mansur; (8) Ny Asmah Sjachruni; (9) Ny Ali Masyhar; (10) Ny Malichah Agus Salim; dan (11) Ny Aisyah Hamid Baidlowi.
Buku ini juga sudah menampilkan foto-foto sejumlah kegiatan dan pertemuan. Bahkan bukan cuma hitam putih, melainkan juga sudah ada foto yang berwarna. Pun menyajikan sejumlah lampiran daftar susunan kepengurusan Muslimat NU dari periode ke periode.
Membaca ketiga buku ini memberikan gambaran nyata, betapa perkhidmatan perempuan NU sangat luar biasa. Mereka menjawab dengan aksi nyata, bahwa perempuan mampu membawa maslahat dengan berkhidmat untuk umat.