Pustaka

Hikari: Cara Cepat Membaca Arab Gundul

Senin, 20 April 2015 | 09:00 WIB

Belajar dan memahami bahasa Arab, khususnya bagi generasi Muslim sangatlah penting, terutama untuk mendalami Al-Qur’an, Al-Sunnah serta khazanah ilmu agama Islam. Lebih-lebih dewasa ini, dimana paham radikalisme, liberalisme, dan sekularisme, begitu ganas menyerang sendi-sendi pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam. Telah banyak generasi Islam yang berguguran menjadi korban dari paham-paham tersebut.<>

Salah satu penyebab terjadinya paham semacam itu tak lain adalah karena minimnya atau bahkan tidak adanya pemahaman kita terhadap bahasa Arab. Kenapa demikian? Karena bahasa Arab merupakan alat paling utama untuk memahami Al-Qur’an, Al-Sunnah atau beberapa kitab berbahasa Arab lainnya dengan baik dan benar. Tanpa adanya pemahaman yang mendalam tentang bahasa Arab, kita akan kesulitan atau bahkan salah dalam memahami bacaan yang berbahasa Arab, khususnya ayat-ayat Al-Qur’an yang merupakan sumber pokok pedoman hidup bagi seluruh umat Islam. Salah dalam memahaminya dapat berakibat fatal terhadap beragam aktivitas/ritual keagamaan.

Berbeda dari bahasa-bahasa lainnya, bahasa Arab memiliki keunikan tersendiri. Selain mengandung zaman, setiap kata dalam bahasa Arab juga mengandung jumlah (mufrad, mutsana, dan jama’) dan jenis kelamin (mudzakar dan mua’anats). Ada juga beberapa huruf khusus yang terdapat di dalam kalimat atau bacaan berbahasa Arab terkadang memiliki makna tersirat yang dapat mempengaruhi artinya. Huruf alif lam ta’rif misalnya, ia dapat mengandung makna pengkhususan ketika digandengkan dengan suatu kata dalam sebuah susunan kalimat berbahasa Arab, huruf hamzah juga dapat mengandung makna pengkhususan, dan masih banyak yang lainnya.

Selain perihal di atas, terjadinya perbedaan harakat pada setiap kata dalam bahasa Arab juga dapat memberikan pengaruh besar terhadap maknanya. Setiap kedudukan kata dalam susunan gramatikal bahasa Arab memiliki ciri-ciri tersendiri dalam segi harakatnya. Kata yang berkedudukan sebagai subyek (fa’il) misalnya, harus dibaca rofa’, kata yang berkedudukan sebagai obyek (maf’ul bih) harus dibaca nashab, dll. Jadi, jika kita salah dalam memberikan harakat pada suatu kata di dalam sebuah susunan kalimat berbahasa Arab, secara otomatis kedudukan kata tersebut akan berubah dan dapat merusak maknanya.

Oleh karena itu, memahami seluk-beluk bahasa Arab, terutama tentang kaidah nahwu-sharaf dan pembacaan Arab gundul sangat diperlukan, agar kita dapat menyelami beragam keindahan bahasa yang diungkapkan oleh Al-Qur’an. 

Namun, bagi sebagian orang, belajar bahasa Arab sering kali dianggap sulit dan butuh waktu yang sangat lama. Melalui buku ini, Agus Purwanto berusaha menampik anggapan seperti itu dengan menawarkan formula baru tentang suatu metode cepat belajar bahasa Arab (cara membaca Arab gundul), Hikari.

Hikari adalah sebuah istilah untuk menggambarkan metode cepat belajar nahwu-sharaf. Istilah ini merujuk pada kereta api cepat di Jepang. Perjalanan Hiroshima-Tokyo yang biasanya ditempuh dalam waktu 13 jam oleh kereta api biasa, dapat ditempuh dua hingga tiga kali lebih cepat oleh kereta Hikari (halaman 17).

Buku ini ditulis dengan bahasa yang cukup ringan sehingga dapat dipahami dengan mudah sekalipun secara autodidak. Di dalamnya, penulis menerangkan beberapa prinsip-prinsip mendasar dalam tata bahasa Arab, misalnya macam-macam kata dalam bahasa Arab, ciri-ciri dari setiap jenis kata dalam bahasa Arab, hukum i’rab (harakat) dari setiap kata, proses perubahan kata, dan beberapa hal mendasar lainnya.

Berbeda dari buku-buku yang sejenis, Agus merangkum kaidah nahwu-sharaf menjadi satu buku setebal 274 halaman ini. Biasanya, dua kaidah tersebut dibahas atau ditulis ke dalam dua buku yang berbeda. Selain itu, di setiap akhir dari pembahasan pada tiap-tiap sub babnya, penulis selalu menyantumkan tabel rangkuman perihal materi yang telah ia paparkan sebelumnya dalam bentuk narasi atau uraian singkat. Dengan adanya tabel tersebut, pembaca akan lebih mudah dalam memahami setiap materi yang hendak disampaikan oleh penulisnya. Waktu yang diperlukan pun menjadi lebih efisien dengan adanya bantuan tabel tersebut.

Tak cukup sampai di situ saja, buku ini juga dilengkapi dengan contoh dan praktik membaca Arab gundul di setiap akhir pembahasan pada setiap sub babnya. Selanjutnya, untuk membantu memperkaya perbendaharaan kosa-kata bahasa Arab, penulis juga menyantumkan kamus bahasa Arab-Indonesia, baik dalam bentuk kata kerja (fi’il) maupun dalam bentuk kata yang lainnya. Karena, selain memahami beberapa prinsip-prinsip mendasar tata bahasa Arab, banyaknya perbendaharaan kosa-kata yang kita miliki juga dapat mempermudah membaca Arab gundul dengan baik dan benar.

Akhirnya, buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh para peminat bahasa Arab, khususnya tingkat pemula. Dengan membaca buku ini, insya Allah, kita dapat berbahasa Arab, memahami  kandungan mukjizat bahasa Al-Qur’an, dan terampil dalam membaca kitab-kitab bertuliskan Arab gundul lainnya. Selamat membaca! 

Data buku

Judul Buku: Pintar Membaca Arab Gundul dengan Metode Hikari
Penulis: Agus Purwanto
Penerbit: Mizania
Cetakan: I, September 2014
Tebal Buku: 274 halaman
ISBN: 978-602-1337-17-2
Peresensi: Wahyu Eko Sasmito, mahasiswa UIN Sunan Ampel, Surabaya


Terkait