Pustaka

Membenahi Lembaga Pendidikan Islam

Sabtu, 11 November 2017 | 08:00 WIB

Tidak bisa dipungkiri bahwa lembaga pendidikan Islam memiliki kontribusi yang tidak sedikit untuk mencerdaskan bangsa ini. Sistem pendidikan Islam sudah ada jauh sebelum sistem pendidikan yang diperkenalkan Belanda itu ada di Nusantara. Ia sudah menjadi identitas keindonesiaan, bukan hanya keislaman.

Dulu lembaga pendidikan Islam identik dengan pesantren, namun seiring dengan perkembangan zaman maka lembaga pendidikan Islam semakin bervariasi. Mulai pesantren tradisional (salafiyah), pesantren modern (khalafiyah), madrasah diniyah, madrasah ibtidaiyah sampai aliyah, perguruan tinggi Islam, dan ma’had ‘aly. Semuanya memiliki model dan karakteristik masing-masing, namun satu hal yang sama yaitu menjadikan nilai-nilai ajaran Islam sebagai core pendidikan.  

Buku Pendidikan Islam: Memperkuat Umat dan Memperkuat Kesadaran Bela Negara ini membahas tentang lembaga pendidikan Islam mulai dari pesantren hingga perguruan tinggi Islam. Ringkasnya, buku ini memaparkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan performa lembaga pendidikan Islam. 

Seperti yang kita tahu, tidak sedikit lembaga pendidikan Islam, utamanya pesantren, yang kondisinya sangat memprihatinkan. Sarana prasarana yang sangat minim, kurikulum yang tidak menyinggung persoalan zaman, dan sistem pengajaran yang tidak up to date. Memang, pesantren umumnya masih bersifat tradisionalis. Tetapi bukankan kaidah yang dipakai adalah al-muahfadzatu ala qadimis salih wal akhdzu bil jadidil aslah.

Buku ini menawarkan kiat-kiat bagaimana lembaga pendidikan Islam menghadapi tantangan zaman yang semakin komplek dan complecated. Seperti artikel dari Abd. A’la yang membahas bagaimana strategi pesantren agar bisa menjadi pendidikan internasional. Menurut dia, pesantren memiliki modal yang kuat untuk mengembangkan pendidikan internasional. Mulai aspek sejarah hingga nilai-nilai yang melekat di pesantren. 

Misalnya, di dalam sejarahnya pesantren memiliki peranan yang cukup signifikan dalam jaringan religio-intelektual internasional. Bahkan, pesantren internasional menjadi mata rantai penting jaringan tersebut pada abad ke tujuh belas dan delapan belas. 

Buku ini juga menyajikan bagaimana madrasah terus bertransformasi dan menyesuaikan diri sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Misalnya tulisan Jejen Musfah yang mengupas soal madrasah negeri model. Ia menyebutkan, untuk membangun sekolah model itu sesuatu yang tidak gampang, apalagi mempertahankannya di tengah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Menurut dia, ada empat hal yang seharusnya diperhatikan untuk menjadikan madrasah model yaitu terus menerus memperbaiki kurikulum, melatih guru dan staf, fasilitas belajar yang baik dan memadahi, dan kepala sekolah yang kompeten. 

Buku setebal 212 halaman ini juga mengupas hal ihwal perguruan tinggi Islam. Mulai dari persoalan integrasi keilmuan hingga internasionalisasi pendidikan tinggi Islam. Semuanya diuraikan secara cukup rinci.

Selain itu, buku ini juga mengungkapkan peran pendidikan Islam dalam membentuk karakter dan jatidiri bangsa Indonesia yang majemuk. Bukankan inti dari pengajaran pendidikan agama Islam adalah menebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Itu sangat sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yang multikultural.  

Memang, buku ini merupakan kumpulan artikel yang ditulis dari beberapa orang –bukan satu butu utuh ditulis satu orang, namun demikian artikel-artikel tersebut menjadi penyempurna bagi yang lainnya. Ada dua puluh sembilan artikel. Meski kadangkala ada pengulangan bahasan, tetapi itu bisa menjadi titik tekan kepada pembaca bahwa bagian tersebut merupakan bagian dasar yang dibahas di dalam buku ini. 

Bagaimanapun, pendidikan Islam sudah banyak berkontribusi kepada bangsa ini. Sudah saatnya, pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian lebih kepada lembaga pendidikan Islam agar bisa terus eksis dan berkembang serta mampu menjawab tantangan zaman. 

Lembaga pendidikan Islam juga berhasil melahirkan ulama yang memiliki pengetahuan agama yang sangat mendalam, bahkan pemikir keislaman dan keindonesiaan yang tidak hanya terampil berdakwah lisan tetapi juga terampil menulis opini di koran dan majalah, bahkan menulis buku yang berbobot. (hal. xii)

Identitas buku:

Judul Buku : Pendidikan Islam: Memperkuat Umat dan Memperkuat Kesadaran Bela Negara
Editor : M Hamdar Arraiyyah dan Jejen Musfah
Penerbit         : Kencana
ISBN : 978.602.422.028.0
Ketebalan : 212 halaman
Cetakan         : Pertama, November 2016
Peresensi : A Muchlishon Rochmat


Terkait