Subulul Huda war Rasyad, Karya Terlengkap yang Memuat Kisah Isra` Mi’raj
Jumat, 9 Februari 2024 | 05:00 WIB
Isra` Mi’raj menjadi momen yang tepat untuk membuka kembali karya-karya ulama muslim terkait riwayat dan kisah yang memuat peristiwa agung tersebut. Beberapa pesantren di Indonesia biasa mengkaji Qishshatul Mi’raj karya Syekh Najmuddin al-Ghaiti yang disyarahi oleh Syekh Ahmad ad-Dardiri.
Sementara itu, terdapat beberapa karya yang membahas peristiwa Isra` Mi’raj secara lebih terperinci, salah satunya adalah Subulul Huda war Rasyad fi Sirah Khairil ‘Ibad karya Syekh Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi.
Penulis karya ini memiliki nama lengkap Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi asy-Syami, julukannya adalah Syamsuddin dan kunyanya adalah Abu ‘Abdillah. Asy-Sya’rani dalam Dzayl Thabaqah pernah menceritakan Muhammad bin Yusuf dengan cukup detail, beliau berkata:
“Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi adalah seorang ulama yang baik dan mahir dalam ilmu pengetahuan. Ia menulis biografi Nabi yang dia kumpulkan dari ribuan buku. Orang-orang menerima karyanya, dan Muhammad bin Yusuf menapaki teladan yang belum pernah ada sebelumnya. Ia lajang dan belum pernah menikah, jika ada tamu datang kepadanya, dia sendiri yang memasak untuk tamu tersebut. Ia mempunyai gaya bicara yang baik, dan tampilan yang berwibawa. Ia banyak berpuasa dan shalat malam. Aku pernah bermalam bersamanya selama beberapa hari dan saya tidak melihatnya tertidur kecuali sebentar. Jika salah seorang dari para penuntut ilmu meninggal dunia, meninggalkan anak-anak yang masih di bawah umur, dan ia mempunyai pekerjaan, maka ia akan menghadap hakim, memutuskan untuk memberikan hartanya kepada anak yatim piatu agar mereka layak bekerja. Dia tidak mau menerima uang apa pun dari para gubernur dan asisten mereka, dia juga tidak mau makan makanan mereka.” (Syekh Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi asy-Syami, Subulul Huda war Rasyad, [Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, 1993], jilid I, hal. 39).
Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi memiliki banyak karya dari berbagai bidang keilmuan, di antaranya al-Ayat al-Bahirah fi Mi’raj Sayyid Ahlid Dunya wal Akhirah, Tafdhilul Istifadah min Bayan Kalimatay asy-Syahadah, Syarhul Ajurumiyah, ‘Uqudul Jumman fi Manaqib Abi Hanifah an-Nu’man, dan masih banyak lagi.
Tidak ditemukan dalam buku-buku sejarah soal tahun kelahirannya. Adapun tahun wafatnya adalah 942 hijriah, sedangkan data mengenai tempat persemayaman terakhirnya belum juga didapat.
Mengenai profil buku ini, Az-Zarakli pernah menyebut kitab ini dikenal dengan sebutan As-Sirah asy-Syamiyyah, yang maksudnya adalah buku karangan Asy-Syami (Muhammad bin Yusuf). Karya ini mencapai 12 jilid dalam cetakan Darul Kutub al-‘Ilmiyyah Beirut.
Sebagaimana kitab-kitab pada umumnya, Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi mengawali kitab ini dengan basmalah, hamdalah dan shalawat kepada Nabi. Ia menyebutkan bahwa karyanya ini merupakan ringkasan dari berbagai referensi sebanyak 300 kitab. Referenesi-referensi tersebut diolah dan diklasifikasi secara sitematis.
Dalam mukaddimah Subulul Huda, ash-Shalihi menyebut tidak ada satupun hadits palsu pada kitab sejarah tersebut. Beberapa redaksi dan kata yang asing ia perjelas agar pembaca mengerti maksudnya, hingga beberapa hadits yang dinilai bertentangan ia jelaskan secara utuh di mana titik khilafnya.
Muhammad bin Yusuf juga menjelaskan redaksi-redaksi teknis yang ada dalam Subulul Huda, seperti ketika perawi hadits dari kalangan sahabat, maka ia akan memberikan redaksi “Semoga Allah meridhainya” atau dalam bahasa Arab “Radhiyallahu ‘anhu”. Sedangkan apabila perawinya dari kalangan tabi’in, maka redaksi yang digunakan adalah rahimahullah atau semoga Allah memberinya rahmat.
Beberapa istilah untuk penyebutan tokoh seperti al-Khatib, al-Hafiz, asy-Syaikhayn, Syaikhuna dan untuk penyebutan kitab seperti Zadul Ma’ad dan lain sebagainya turut dijelaskan secara mendetail dalam mukaddimah.
Penulis buku ini juga menyebut judul lengkapnya, yaitu ‘Subulul Huda war Rasyad fi Sirah Khairil ‘Ibad wa Dzikr Fadhailihi wa A’lam Nubuwwatihi wa Af’alihi wa Ahwalihi fil Mabda` wal Ma’ad.’
Pada akhir sebelum menutup kata pengantar penulis, Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi menyebut bahwa ini adalah mahakarya yang mencerminkan dirinya yang cukup produktif dalam menghabiskan umur untuk menuliskan karya-karya. Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi berkata:
وإذا تأمّلت هذا الكتاب علمت أنّه نتيجة عمري وذخيرة دهري، والله سبحانه وتعالى اسأل أن يجعله خالصاً لوجهه الكريم، وأن يمنّ عليّ بالنّظر إليه في دار النّعيم
Artinya, “Jika aku memperhatikan kitab ini, aku akan tahu bahwa ini adalah hasil karya hidupku dan khazanah waktuku [yang telah kuhabiskan], aku memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar karya ini ditulis dengan tulus karena Allah, dan menganugerahkan kepadaku keistimewaan untuk memandangnya di surga.” (Syekh Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi asy-Syami, Subulul Huda war Rasyad, jilid I, hal. 5).
Selanjutnya, kelebihan kitab ini adalah penulisan kisah Isra` Mi’raj yang cukup detail dihimpun dalam satu jilid oleh penulis, yaitu pada jilid III. Pada bagian ini, Muhammad bin Yusuf benar-benar menulis dengan detail peristiwa Isra` Mi’raj dengan menukilnya dari hadits-hadits yang dinilai otoritatif serta validitasnya terjamin.
Kontribusi Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi dalam penulisan kisah Isra` Mi’raj dalam karyanya ini dapat disebut menggunakan metode yang tidak lazim dalam validasi sumber-sumber dalam riwayat sejarah, yaitu dengan shalat istikharah untuk menemukan fakta dan kebenaran dari data yang dimiliki.
Meskipun demikian, Ash-Shalihi juga tetap menjelaskan hadits-hadits yang bertentangan dengan cara yang ilmiah dalam salah bab kedelapan.
Karya ini mesti mendapatkan apresiasi sebab kontribusi Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi dalam menghimpun riwayat valid terkait sejarah hidup Nabi, salah satunya Isra` Mi’raj. Semoga kita dapat mengoleksi dan membaca kitabnya.
Identitas Kitab
Judul : Subulul Huda war Rasyad
Penulis : Syekh Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi asy-Syami
Penyunting : Syekh ‘Adil Ahmad ‘Abdul Mawjud dan Syekh ‘Ali Muhammad
Penerbit : Darul Kutub al-‘Ilmiyyah
Tempat terbit : Beirut
Tahun terbit : 1993 / 1414
Amien Nurhakim, Musyrif Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences