Muktamar NU biasanya dipersiapkan sekitar setahun sebelum penyelenggaraan. Namun, musyawarah nasional (munas) dan konferensi besar (konbes) NU pada akhir September 2021 memutuskan bahwa penyelenggaraan muktamar harus dilaksanakan pada 2021 yang akhirnya pelaksanaannya ditetapkan waktunya pada 23-25 Desember 2021. Dengan demikian, hanya ada sedikit waktu tersisa untuk melakukan persiapan. Menjadi tanggung jawab kita, para pengurus dan warga NU untuk menyiapkannya supaya gawe besar ini berlangsung sukses, yaitu muktamar yang berkualitas dan bermartabat.
Pada prinsipnya, persiapan muktamar menyangkut dua hal. Pertama adalah soal materi yang akan dibahas. Kedua, terkait dengan kesiapan teknis seperti tempat penyelenggaraan, akomodasi, konsumsi, persidangan, dan lainnya. Dua-duanya akan mempengaruhi kualitas penyelenggaraan muktamar.
Terkait dengan materi muktamar, panitia telah mengirimkan surat ke pengurus wilayah NU di seluruh Indonesia untuk menyampaikan usulan materi yang akan dibahas. Terdapat tiga forum bahtsul masail yang meliputi bahtsul masail qanuniyah yang membahas persoalan perundang-undangan di Indonesia, bahtsul masail maudhuiyah yang membahas permasalahan secara tematik dan filosofis, dan bahtsul masail waqi’iyah yang membahas persoalan agama dengan pendekatan halal haram.
Materi yang menyangkut keorganisasian dibagi tiga, yaitu komisi organisasi yang membahas anggaran dasar dan anggaran rumah tangga NU; komisi program yang membahas program kerja NU untuk lima tahun ke depan; dan komisi rekomendasi yang membahas rekomendasi NU kepada pemerintah dan masyarakat luas terkait beberapa persoalan krusial bangsa.
Materi-materi muktamar sebelum dibahas secara luas didiskusikan terlebih dahulu dalam forum pramuktamar. Dengan demikian, sudah ada rancangan yang cukup matang di muktamar. Sekalipun demikian, pembahasan biasanya berlangsung dengan sangat dinamis bahkan alot. Panitia telah memutuskan, jumlah materi yang akan dibahas dalam komisi bahtsul masail dikurangi karena waktu muktamar yang lebih pendek, yaitu hanya tiga hari dari biasanya lima hari. Pembahasan di forum pramuktamar juga diupayakan lebih matang dengan menggelar diskusi secara lebih intens dengan memanfaatkan aplikasi meeting virtual.
Panitia nasional juga telah bertemu dengan para pemangku kepentingan mulai dari presiden, wakil presiden, gubernur, bupati, dan para pejabat lainnya. Muktamar merupakan acara besar yang menjadi perhatian nasional sehingga sudah semestinya berbagai pihak mengetahui secara langsung dari PBNU yang merupakan informasi tangan pertama.
Pesantren Darussa’adah di Lampung Tengah yang akan menjadi tempat pembukaan sedang membangun sejumlah infrastruktur fisik untuk mendukung acara. Pembukan muktamar diselenggarakan di pesantren sebagai simbol bahwa NU adalah organisasi yang berbasis pesantren.
Untuk tempat persidangan, dilaksanakan di UIN Raden Intan Lampung, Universitas Malahayati, dan Universitas Lampung. Sarana dan prasarana di kampus secara umum siap digunakan karena telah terbiasa menjadi tempat untuk diskusi dan berbagai pertemuan dengan skala kecil sampai besar. Tinggal bagaimana mengaturnya dengan baik.
Jumlah panitia nasional lebih dari 300 orang mengingat ada banyak sekali kegiatan yang mesti dilakukan untuk kesuksesan muktamar tersebut. Steering committee memberikan arahan dan membahas materi muktamar sementara organizing committee mengatur persiapan teknis seperti kesekretariatan, akomodasi, konsumsi, acara dan protokoler, persidangan, transportasi, kesehatan, komunikasi; pameran, bazar, dan hiburan; keamanan; dokumentasi dan pelaporan, dan arbitrase.
Sejumlah PWNU telah menggelar pertemuan dengan cabang NU di wilayahnya untuk mendiskusikan masukan-masukan pada muktamar. PWNU Jatim dan PWNU Jateng juga telah membuat diskusi terkait mata uang kripto dan beberapa tema lainnya. Hal ini akan memperkaya perspektif terhadap persoalan tersebut.
Partisipasi warga NU juga didorong untuk menyukseskan acara yang bertemakan 100 Tahun NU: Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Membangun Peradaban Dunia. Panitia muktamar kembali menyosialisasikan Koin Muktamar, yaitu sumbangan masyarakat untuk penyelenggaraan muktamar. Sumbangan yang terkumpul mencapai lebih dari 6,1 Miliar. NU Care-LAZISNU (Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah NU) yang menangani penggalangan dana menyediakan berbagai platform pembayaran untuk memudahkan masyarakat yang ingin menyumbang.
Muktamar NU bukan tempat bagi acara yang sifatnya organisatoris saja. Berbagai komunitas berbasis warga NU turut memeriahkan acara tersebut dalam berbagai bentuk. Ini telah menjadi tradisi dari waktu ke waktu. Di seputar arena muktamar, biasanya digelar berbagai acara pendukung. Sejumlah diskusi pemikiran digelar untuk menyambut muktamar ini. Salah satunya adalah diskusi rutin yang diselenggarakan oleh NU Online bersama dengan Fakultas Islam Nusantara (FIN) Universitas Nahdlatul Ulama (Unusia) Jakarta setiap hari Rabu dan Kamis malam yang digelar secara daring sampai menjelang pelaksanaan muktamar.
Para intelektual dan pemikir NU pun telah mulai menyampaikan gagasan dan opini di berbagai media arus utama atau sekadar curah gagasan di media sosial yang kemudian menjadi diskusi bersama dengan jejaringnya. Semua hal tersebut memperkaya penyelenggaraan muktamar.
Mengingat masa pandemi Covid-19, selain hari yang lebih pendek, jumlah peserta pun dikurangi, dari biasanya tujuh orang kini hanya berjumlah tiga orang yang masing-masing mewakili syuriyah, tanfidziyah, dan ulama pesantren. Itu pun total peserta masih lebih dari 2.000 jiwa. Pendaftaran peserta juga dilakukan secara daring dan terkoneksi dengan aplikasi PeduliLindungi. Panitia memastikan seluruh rangkaian acara dirancang memenuhi protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Ada banyak hal yang bisa kita kontribusikan sebagai warga NU untuk menyukseskan muktamar ini. Panitia telah bekerja keras supaya semua persiapan berjalan dengan baik, warga NU dapat menyumbangkan sebagian rezekinya untuk biaya muktamar, para pemikir dan intelektual NU telah melakukan curah gagasan pun membantu menentukan arah masa depan NU, dan tak kalah pentingnya adalah doa-doa dari jutaan warga NU untuk mengetuk langit supaya acara ini berlangsung dengan lancar. (Achmad Mukafi Niam)