Sebanyak 30 siswa korban semburan lumpur PT Lapindo Brantas, Sidoarjo, Jawa Timur, menerima beasiswa sekolah dari Yayasan Mandalawangi, Australia. Mereka merupakan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di bawah naungan pondok pesantren pimpinan KH Anas yang berjarak 150 meter dari lokasi semburan.
Masing-masing siswa MI yang berjumlah 20 anak mendapat beasiswa sebesar Rp 600.000. Sedangkan, 10 siswa MTs lainnya mendapat Rp 850.000. Demikian dikatakan Teddy Mantoro, Ketua Yayasan Mandalawangi, Australia, di Canberra, Sabtu (14/6), seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Yasir Alimi.<>
Menurut Teddy, semula pihaknya akan memberikan beasiswa kepada 100 siswa. Namun, mengingat banyaknya permintaan, maka hanya diberikan kepada 30 siswa. “Maka, kami menaikkan jumlah beasiswa ini menjadi 155 orang yang akan di-cover oleh dana beasiswa Mandalawangi sebesar Rp 110 juta,” terangnya.
Ia menambahkan, beasiswa kali ini diutamakan kepada siswa-siswa di daerah konflik, seperti, Papua dan Nangroe Aceh Darussalama serta daerah-daerah yang terkena bencana; lumpur Lapindo.
Dana dihimpun, katanya, tidak dari institusi di Canberra, tetapi hasil jerih payah kawan-kawan Mandalawangi berjualan kartu telepon, yang hasilnya 100 persen digunakan untuk beasiswa. “Sebagian kecil dana beasiswa, hasil berjualan makanan, coklat dan zakat harta kawan-kawan Indonesia di Canberra,” tandasnya.
Semburan lumpur itu telah menyengsarakan siswa-siswa. Awalnya, tempat belajar, pada Juni 2006 lalu diungsikan di Pasar Baru, Porong. Proses belajar-mengajar juga di pindahkan di pengungsian. Sekira 1 bulan, belajar-mengajar kembali di tempat semula (Jatirejo). (rif)