Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Ali Maschan Moesa, akhirnya memastikan diri untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim pada Juli mendatang. Ia menyatakan kesediaannya menjadi calon wakil gubernur (cawagub) mendampingi Soenarjo yang diusung Partai Golkar.
”Saya sudah menyatakan kesanggupan saya menjadi cawagub dalam pilgub mendatang, untuk berpasangan dengan Pak Narjo (Soenarjo). Kesanggupan ini sudah mendapatkan dukungan dari pengurus cabang NU di Jatim,” tegas Ali Maschan di Surabaya, Ahad (2/3) kemarin.<>
Ali Maschan menyebut telah didukung 99 persen suara dari PCNU se-Jatim. Saat ini, dia tinggal melakukan konsolidasi teknis di internal PWNU, terutama terkait kemungkinan nonaktif dirinya dari jabatannya sebagai Ketua PWNU Jatim.
”Sesuai ketentuan yang berlaku di NU, selama menjadi calon dalam pilkada, pengurus harus nonaktif dari jabatannya. Ini akan kami bahas secara teknis di internal PWNU dalam waktu dekat ini,” tegasnya.
Menurut rencana, duet Soenarjo-Ali Maschan ini juga segera berkoordinasi untuk menggelar deklarasi dan sosialisasi ke masyarakat. Kemungkinan besar deklarasi pasangan ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
M Asfar, Ketua Pusde HAM Universitas Airlangga, Surabaya, mengatakan, kepastian Ali Maschan maju mendampingi Soenarjo akan semakin meramaikan bursa Pilgub Jatim. Asfar menilai, pasangan Soenarjo-Maschan mempunyai kelebihan dan kekurangan, seperti pasangan lainnya.
Figur Soenarjo memang cukup kuat karena posisinya sebagai Wakil Gubernur Jatim sekarang. Popularitasnya di masyarakat tinggi. Begitu juga Ali Maschan, bisa menopang suara cukup tinggi karena di tingkat bawah, jabatan struktural di PWNU masih menjadi tolok ukur.
”Di bawah, orang lebih melihat ketua PWNU dibanding jabatan lain, meski sama-sama di NU,” kata Asfar.
Meski demikian, masih ada kekurangan dari Soenarjo. Dia diusung Partai Golkar yang hanya memperoleh 13 persen suara di Jatim. Begitu juga Soekarwo, figurnya dipandang masih belum seperti Soenarjo.
Namun, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim ini diuntungkan dengan partai-partai yang mengusungnya, yaitu Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan partai nonparlemen. Keuntungan lainnya, Soekarwo dipasangkan dengan Saifullah Yusuf, yang sudah cukup dikenal di kalangan NU. (sin/sbh/rif)