Mantan anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI A.S. Hikam menilai, Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sama dengan mantan perdana menteri (PM) Singapura, Lee Kuan Yew. Gus Dur dan Lee, menurut dia, merupakan pemimpin dari kalangan tradisionalis.
Namun demikian, kata Hikam, terdapat perbedaan di antara keduanya, yakni kemampuan menata dan mengelola organisasi. “Lee, manajemennya bagus. Jadi, manajemen di PKB yang perlu diperbaiki. Bukan dengan ‘manajemen darurat’,” ujarnya dalam diskusi Dialektika Demokrasi di Gedung DPR/MPR RI di Jakarta, Jumat (4/4) kemarin.<>
Terkait konflik antara ketua umum Tanfidz DPP PKB Muhaimin Iskandar dengan Gus Dur, Hikam meminta hal itu tidak dibesar-besarkan. Pasalnya, PKB sendiri akan merugi jika terus mengalami konflik internal. “PKB ini, partai masa depan Indonesia,” tandas menteri riset dan teknologi di era pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid itu.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Ihksan Abdullah yang juga hadir pada kesempatan itu, mengataka, pihaknya akan memutuskan pejabat sementara (Pjs) pengganti Muhaimin Iskandar pada Sabtu (5/4) malam. Namun, ia tak mau buka mulut siapa penggantinya. “Itu tergantung hasil rapat pleno yang akan melakukannya melalui voting,” katanya.
Pemberhentian Cak Imin secara definitif kemungkinan akan dilakukan melalui MLB (Muktamar Luar Biasa). “Hanya, karena sudah mendekati pemilu, MLB itu kemungkinan akan diselenggarakan setelah pemilu 2009. Pada MLB itu pun kalau pertangungjawabannya diterima, Muhaimin bisa mencalonkan lagi sebagai ketua umum DPP PKB,” ujar Ikhsan.
Menurut Ikhsan, Gus Dur tidak bisa bekerja sama lagi dengan Muhaimin. Karena sudah beberapa kali dianggap melanggar aturan organisasi. Misalnya, sejak mengajukan Lukman Edy sebagai menteri PDT yang tidak dilakukan melalui rapat pleno DPP PKB dengan Dewan Syura DPP PKB. Juga mengulur-ulur penandatanganan pergantian Ketua FKB DPR dari Ida Fauziyah ke Effendy Choirie. (nif/fkb)