Warta

Di DKI, 60 Persen Ranting NU Berdiri

Rabu, 28 September 2005 | 09:16 WIB

Jakarta, NU Online
Janji untuk meng-NU kan Jakarta mungkin bukan hisapan jempol belaka, hal ini dibuktikan PWNU DKI yang sudah membentuk ranting-ranting NU hingga 60 persen di Jakarta.

Sejak dilantik 25 Nopember 2004 di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta hampir setahun lalu, Ketua PWNU DKI, Dr. Ing. H. Fauzi Bowo mengatakan NU di Jakarta harus menjadi tuan rumah di kota sendiri. Karena pada dasarnya secara kultur warga Jakarta adalah Warga NU.

<>

Janji itu terus digulirkannya di tengah kesibukannya menjadi Wakil Gubernur DKI. Caranya dengan menemui tokoh dan kiai Betawi untuk bersama-sama membangun NU yang juga harus di dukung oleh jajaran pengurus organisasi di lingkungan NU seperti Ansor, Fatayar, IPNU, IPPNU dan lainnya.

Dikatakan Fauzi usai membuka acara acara workshop dan pelatihan penanggulangan narkoba di gedung PBNU, Rabu (28/9), saat ini hampir 60 persen terbentuk ranting-ranting NU di kelurahan. "Rata-rata dari 1 kotamadya itu sudah separuh lebih, dari 267 kelurahan sudah 130-an ranting berdiri. Memang belum semua, tapi masih ada waktu, mungkin sampai akhir tahun seluruh ranting Inysa Allah bisa," katanya.

NU, lanjut Fauzi sumbunya dari bawah, bukan bom dari atas, karena itu saya optimis, kalo target ini jadi, mudah-mudahanan eksistensi NU akan lebih dihargai lagi oleh umat.

Memang diakuinya berat tantangan yang dihadapi NU di DKI Jakarta. Selama ini meskipun tradisi NU-nya sudah melekat  seperti tradisi tahlilan, ziarah kubur, istighotsah, barzanjian, namun karena kota Jakarta kota metropolitan semua tradisi dan budaya menjadi satu, problem yang dihadapi pun semakin kompleks, sehingga meminggirkan budaya tradisional ala NU. Selain itu, problem yang dirasakan NU di Jakarta adalah masalah Betawi dan Jawa, Asli dan pendatang.

Tapi, lanjutnya pelan-pelan semua itu akan kita kikis. Kita akan melakukan penataan secara profesional kelembagaan NU di DKI agar polarisasi itu tidak lagi menjadi persoalan yang serius untuk pembenahan NU kedepan. “Karena kalau hal ini berlanjut perjalanan NU secara organisasi menjadi tidak sehat," ungkap putera Betawi ini.

Untuk itu, ia bersama jajaran pengurus baik tanfidziyah, syuriah, dan mustasyar akan fokus melakukan pemberdayaan warga NU ditingkat bawah, bukan hanya melakukan pembentukan organ secara formal tetapi juga membuat seluruh ranting NU yang ada di kelurahan itu bisa beroperasi sesuai dengan harapan. "Bulan Ramadhan ini Inysa Allah saya akan keliling tarawih ke basis-basis NU di pinggiran untuk melakukan silaturahmi dan berdiskusi untuk membangun NU ke depan," tandasnya. (cih)


Terkait