Warta

Dilarang GP Ansor, Banser Tetap Kawal Gus Dur

Selasa, 30 Oktober 2007 | 02:50 WIB

Bojonegoro, NU Online
Meski Gerakan Pemuda (GP) Ansor Cabang Bojonegoro secara resmi melarang Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk memberikan pengamanan kepada KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat mendeklarasikan pasangan M Thalhah-Tamam Syaifuddin (Tahta) sebagai cabup-cawabup Bojonegoro hari ini, Selasa (30/10), pasukan Banser setempat bersikukuh memberikan pengamanan kepada cucu pendiri ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut.

"Kami sudah konfirmasi dengan Mbah Anas (ketua PCNU KH Anas Yusuf, Red), Banser tetap akan memberi pengamanan kepada Gus Dur," kata Sucianto, Komandan Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Banser setempat.

<>

Larangan GP Ansor tersebut dituangkan dalam surat bernomor : 075/PC/SR-01/X/2007, tertanggal 28 Oktober 2007 yang ditujukan kepada Satkorcab Banser Bojonegoro. Juga surat bernomor : 073/PC/SR-01/X/2007, tertanggal 28 Oktober 2007 yang ditujukan kepada PAC GP Ansor dan Satkoryon Banser Se-Bojonegoro.

Dia menuturkan, dalam surat itu menyebutkan bahwa berdasarkan hasil rapat pengurus, dalam pilkada nanti GP. Ansor Bojonegoro mendukung pasangan Santoso-Budi Irawanto (Sowan). Untuk itu, pengurus dan anggota Banser dilarang untuk memilih dan memberikan pengamanan beserta atributnya kepada calon lain. Termasuk memberikan pengamanan kepada Gus Dur saat mendeklarasikan pasangan Tahta hari ini.

Meski demikian, pihaknya akan tetap memberikan pengamanan mengingat Gus Dur adalah mantan ketua umum m PBNU. Selain itu, mantan presiden keempat RI tersebut merupakan aset berharga yang dimiliki warga nahdliyin.

"Pengamanan ini tidak terkait deklarasi, melainkan sebagai rasa hormat dan patuh kami kepada tokoh kharismatik yang kita miliki," terangnya.

Dihubungi terpisah wakil ketua PC NU Bojonegoro KH Sochieb So’im menyanyangkan sikap GP Ansor tersebut. Hal itu, kata dia, tidak seharusnya terjadi jika memang mereka (Ansor) adalah kader NU. "Bagaimanapun juga, NU harus tetap memberangkatkan Banser untuk memberikan pengawalan kepada Gus Dur," katanya.

Terkait pernyataan bendahara GP Ansor Rohmat Hidayat yang mengatakan GP Ansor tidak pernah diajak bicara oleh PCNU menyikapi pilkada Bojonegoro. Menurut dia, sebagai anak (karena Ansor adalah badan otonom di bawah naungan NU, Red) semestinya Ansor datang dan meminta pendapat NU selaku orang tua. Tetapi, hal itu hingga kemarin belum dilakukan oleh mereka.

Apalagi GP Ansor sampai mengeluarkan larangan kepada Banser untuk memberikan pengamanan kepada Gus Dur yang merupakan aset NU. "Jika mereka (Ansor, red) bisa berpikir cerdas, tentunya mereka ingat siapa yang dulu turut memperjuangkan Santoso jadi bupati Bojonegoro. Lalu apa setelah yang dia berikan setelah terpilih?," katanya dengan nada tinggi.

Sementara itu, Ketua GP Ansor Bojonegoro M. Zainuddin Asyhari saat dikonfirmasi melalui ponselnya menolak memberikan komentar. "Saya anggota KPUK, jadi saya tidak mau komentar soal itu," katanya singkat. (kim)


Terkait