Warta

Disponsori PBB, LPKNU Gelar Pengobatan Pasca Banjir

Kamis, 1 Maret 2007 | 14:30 WIB

Jakarta, NU Online
Kinerja Lembaga Pelayanan Kesehatan NU kini semakin diakui oleh lembaga internasional. Setelah sukses dalam tanggap darurat bencana banjir di Jakarta beberapa waktu lalu, kini layanan dilanjutkan dengan program penanganan bencana pasca banjir yang didukung oleh PBB melalui lembaganya United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UN OCHA).

Avianto Muhtadi yang bertindak sebagai field manager menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mengurangi dampak buruk dari wabah penyakit yang terjadi pasca banjir seperti Leptospirosis, ISPA, diare dan lainnya di empat daerah yang mencakup Kapuk, Kapuk Muara, Teluk Gong, dan Rawa buaya.

<>

Program yang berjalan mulai 1 Maret-1 April 2007 ini akan melibatkan masyarakat di lokasi-lokasi tersebut. “Kita sudah melaksanakan survey dan masyarakat sangat antusias. Dari 300 balita yang kita targetkan, mereka malah mengusulkan 700 orang,” tuturnya, Kamis.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Yang menjadi sasaran untuk program ini diprioritaskan bayi, balita dan anak-anak dibawah 10 tahun. Namun, jika ada orang tua yang menginginkan mendapatkan layanan kesehatan, tim LPKNU tak akan menolaknya. “Kalau bayinya sehat sementara orang tuanya sakit kan sama saja, dua-duanya harus sehat,” imbuhnya.

Layanan yang akan diberikan berupa pengobatan massal secara gratis, perbaikan gizi bagi bayi dan anak-anak dan kesehatan lingkungan. “Kita akan memberikan susu dan kacang hijau dan bubur bayi sebagai tambahan gizi. Nantinya akan dievaluasi perkembangannya, apakah berat badannya akan naik dengan tambahan nutrisi ini,” tuturnya.

Berdasarkan pengalamannya selama penanganan banjir di Jakarta, banyak ditemui anak-anak dan balita yang berat badannya jauh dari normal akibat kekurangan gizi. “Jika dalam kondisi normal sebelum banjir saja begitu, apalagi kondisi banjir yang membuat mereka makin menderita,” ujarnya.

Tak sekedar dengan pemberian nutrisi tambahan, para ibu-ibu akan diberi penyuluhan kesehatan dan konsultasi gizi. Gizi buruk yang dialami anak-anak sebagian disebabkan orang tua kurang memahami aspek gizi yang terkandung dalam makanan. Ia mencontohkan orang tua yang merebus air susu belum sampai matang sehingga anaknya malah sakit perut.
 
Sementara itu sebagai bagian dari kesehatan lingkungan, akan dilakukan fogging untuk menghindari penyakit demam berdarah serta kerja bakti di setiap lokasi yang masing-masing melibatkan sekitar 150 warga yang dipimpin oleh tokoh masyarakat, ketua RW dan ibu-ibu PKK.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Sekitar 20 orang tim kesehatan yang terdiri dari dokter dan perawat akan melayani masyarakat. Mereka akan secara rutin mengunjungi 4 lokasi tersebut setiap seminggu sekali selama 4 minggu.

Avianto mengaku bangga bisa dipercaya oleh PBB yang mendistribusikan dana hibah dari Arab Saudi karena LPKNU terpilih dari 20 lembaga penanganan bencana lainnya. (mkf)


Terkait