Mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), menghadiri Haul ke-29 salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH M. Bisri Syansuri, di Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif, Jombang, Jawa Timur, Kamis (3/7) malam.
Pertemuan Gus Dur dan Gus Mus yang tampak berlangsung akrab dalam satu forum itu sekaligus membantah anggapan sebagian kalangan bahwa keduanya saling berseberangan. Dengan nada bercanda, Gus Mus menyindir Gus Dur yang dikabarkan sempat berkeinginan menulis sebuah novel berkisah tentang tiga kiai pendiri NU.<>
Namun, kata Gus Mus, keinginan itu tak kunjung terwujud hingga sekarang lantaran Gus Dur lebih banyak berkonsentrasi di politik. Padahal, dari ceritanya, novel tersebut bisa disejajarkan dengan mahakarya Pramoedya Ananta Toer berjudul Tetralogi Pulau Buru.
“Ya, seperti Tetralogi Pulau Buru-nya Pramoedya Ananta Toer. Tapi, enggak bisa selesai, karena masuk politik. Sebenarnya, jika Gus Dur enggak ke politik, novelnya selesai,” terang Gus Mus disambut tawa para hadirin yang mengikuti peringatan haul KH M. Bisri Syansuri itu.
Acara yang dirangkai dengan perayaan Hari Lahir ke-92 Pesantren Mambaul Ma'arif itu juga dihadiri sejumlah tokoh NU lainnya. Di antaranya, KH Aziz Masyhuri (mantan ketua Rabitha Maahid Islamiyah), KH Mutawakil Alallah (Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim) dan KH Abdus Salam Shohib (Pengasuh Pesanntren Mamba'ul Ma'arif). Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Yusuf Suharto. (rif)