KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengaku meragukan akan terjadi perubahan bagi Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Barack Husein Obama.
“Kalau dilihat secara pas-pasan (sederhana), tidak akan ada perubahan,” ujar Gus Dur yang juga mantan presiden RI itu dalam sebuah dialog jelang prosesi pelantikan Obama sebagai Presiden AS di sebuah stasiun televisi swasta nasional, Selasa (20/1) malam.<>
Hal utama yang menjadi alasan Gus Dur adalah Obama merupakan bagian dari kelompok minoritas kulit hitam di negeri Paman Sam itu. Sementara, sebagian besar populasi di negara itu adalah kulit putih.
“Golongan kulit hitam tidak sekuat kulit putih. Kulit hitam di sana (AS) hanya 10 persen. Sebagian besar adalah kulit putih. Dan, sebagian dari mereka (golongan kulit putih) adalah kalangan konservatif,” terang Gus Dur.
Kalau pun Obama melakukan perubahan, lanjut Gus Dur, hal itu tidak lebih pada bidang ekonomi dalam negeri. Pasalnya, perekonomian AS saat ini sedang terpuruk menyusul krisis finansial sejak Agustus 2008 lalu.
Terkait hubungan AS dengan dunia Islam, mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu pun mengaku ragu. Baginya, kebijakan AS terhadap masalah-masalah dunia Islam tidak akan lebih baik dari sekarang.
”Yang dikhawatirkan Amerika itu negara-negara seperti Venezuela atau Bolivia. Mereka jangan ribut aja, selesai. Kalau dunia Islam ribut, ya, dari dulu memang sudah ribut,” ujar Gus Dur tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Obama resmi menjadi Presiden ke-44 AS setelah diambil sumpahnya di Capitol Hill, Washington DC, Selasa (20/1) siang waktu setempat atau Rabu (21/1) dinihari WIB. "Saya, Barack Hussein Obama," begitulah awal ucapan Obama saat mengucapkan sumpahnya di depan jutaan rakyat AS.
Dalam tayangan langsung CNN, Obama terlihat gugup saat diambil sumpahnya. Di beberapa bagian, ”Anak Menteng” itu tampak meminta pengambil sumpahnya mengulangi kalimat yang harus diucapkannya. Namun, didampingi istrinya, Michelle, akhirnya bisa menuntaskan pembacaan sumpahnya. (rif)