Surabaya, NU Online
Mantan Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syaifullah Yusuf tampak lelah melihat konflik berkepanjangan di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Gus Ipul, begitu ia akrab disapa, meminta kedua kubu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yakni hasil Muktamar Surabaya dan Semarang, berdamai demi kepentingan konstituennya.
"Saya tetap berharap PKB dapat kembali bersatu dan menjadi lebih besar pada masa yang akan datang," kata Gus Ipul yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, di sela-sela lomba jalan sehat yang digelar Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda GP Ansor Jawa Timur, di Surabaya, Minggu (27/8).
<>Muktamar PKB Semarang menempatkan Muhaimin Iskandar menjadi ketua umum, sedangkan Muktamar PKB di Surabaya memilih Choirul Anam sebagai ketua umum. Mahkamah Agung (MA) pada Kamis (24/8) memutuskan, Muktamar PKB di Semarang sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PKB, sedangkan sejumlah kiai pendukung PKB hasil Muktamar Surabaya mengemukakan bakal membentuk partai baru.
Oleh karena itu, Gus Ipul—yang juga Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal—menyatakan, terkait dengan putusan MA yang menolak permohonan kasasi PKB pimpinan Choirul Anam, hendaknya kedua kubu PKB mengendapkan persoalan itu dan bukan sebaliknya, menjadikan putusan tersebut sebagai pemicu perseteruan berikutnya.
"Saya harap baik kubu Muhaimin maupun Anam mengendapkan persoalan itu dan lebih memikirkan nasib sepuluh juta lebih konstituen yang selama ini mempercayakan aspirasi politiknya kepada PKB," kata Gus Ipul.
Menanggapi pertanyaan pers tentang kemungkinan kubu Anam akan membentuk partai politik baru, Gus Ipul menyatakan, hal itu bisa saja terjadi, namun jika tetap menginginkan kebesaran PKB dan utuhnya konstituen, maka tidak ada pilihan lain kecuali kembali bersatu. (ant/nam)