Warta

Impor Beras Menciderai Hak Petani

Rabu, 21 September 2005 | 03:26 WIB

Jakarta, NU Online
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (indef), Fadhil Hasan menyatakan rencana pemerintah melakukan impor beras dari Thailand mencederai hak petani. "Biarkanlah mereka (petani) menikmati harga yang bagus sekarang, jangan mencederai dengan langkah-langkah yang tidak konsisten karena desakan-desakan kepentingan tertentu,"katanya di Jakarta.

Menurut Fadhil, tidak ada alasan yang cukup bagi pemerintah untuk melakukan impor. Sebab, dari sisi produksi terbilang masih surplus jika dibandingkan dengan konsumsi beras tanah air. "Produksi kita cukup banyak 32 juta ton sedangkan konsumsi hanya 30 juta ton,"ujarnya.

<>

Selain itu dari sisa stok, baik yang dimiliki masyarakat maupun Bulog masih aman dan tidak menunjukkan angka yang menkhawatirkan. Juga, dari sisi harga beras saat ini sangat stabil bila dibandingkan dengan harga di tingkat internasional. "Jadi sangat kondusif dan tidak ada alasan untuk impor,"kata Fadhil seperti dikutip Tempo.

Sebelumnya, Jum'at (15 Juli 2005) Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan menolak permintaan Thailand supaya Indonesia kembali mengimpor beras. Namun secara sepihak kemudian pemerintah membuat kebijakan memperbolehkan impor beras dengan alasan menambah stok cadangan beras dalam negeri. (ti/cih)

 


Terkait