Warta

Islah Dua-PKB Masih Mengambang

Sabtu, 19 Agustus 2006 | 09:18 WIB

Jakarta, NU Online
Islah antara dua kubu Partai kebangkitan Bangsa (PKB), yakni kubu Muhaimin Iskandar yang didukung oleh Gus Dur dan kubu Choirul Anam yang didukung oleh Saifullah Yusuf, Alwi Syihab dan sejumlah kiai sepuh, kelihatannya masih dalam harapan. Belum ada niatan untuk segera mengakhiri konflik dalam tubuh partai yang beranggotakan mayoritas warga nahdliyyin itu.

Acara pernikahan putri ketiga Gus Dur Anita Hayatunnufus, di Ciganjur, Jum’at (18/8) kemarin, diharapkan sejumlah kalangan warga nahdliyyin menjadi ajang islah karena sedianya dihadiri oleh para pemimimpin PKB dari kedua kubu dan para sesepuh dan pemimpin NU termasuk KH. A. Hasyim Muzadi dan KH. Musthofa Bisri (Gus Mus).

<>

Memang benar, akad nikah putri Gus Dur yang diadakan di masjid Al Munawaroh, Komplek Pesantren Ciganjur, kemarin itu bahkan dihadiri oleh KH. Muhaiminan Gunardo yang selama ini dikenal paling berani dan sering bersebrangan dengan Gus Dur. Kiai Sepuh asal Parakan Temanggung ini tampak akrab berbincang dengan Gus Dur.

Saifullah Yusuf dan dan Muhaimin Iskandar juga hadir bahkan menjadi panitia aktif pada acara penikahan putri Gus Dur itu. AS Hikam dari kubu Choirul Anam bahkan Ketua Umum Dewan Syuro PKB-nya KH. Abdurrahman Chudlori dan otomatis semua Petinggi PKB kubu Muhaimin juga hadir. Namun semua pulang dengan manis setelah acara pernikahan selesai, bahkan nyaris tidak ada yang mengikuti sholat Jum’at di Masjid Al-Munawwaroh, tempat dideklarasikannya PKB pada 1998 lalu.

Namun begitu, Muhaimin Iskandar sebagaimana diberitakan NU Online bebrapa waktu lalu optimis Konflik PKB secara optimis menyatakan, konflik PKB akan berakhir Agustus 2006 ini. Para simpatisan PKB, katanya, sudah mantap memilih PKB yang dipimpinnya. Kabarnya, pada akhir agustus itu Mahkamah Agung (MA) akan memberikan  "kejutan" untuk PKB kubu ini.

Sementara itu PKB pimpinan Choirul Anam semakin gencar mengadakan kegiatan simpatik terutama di ibu kota Jakarta yang otomatis dengan mudah menjadi perhatian media massa. Pada Munas dan Kombes NU (27-30) lalu di Surabaya PKB dari kubu ini lebih aktif mendekati para kiai dan warga nahdliyyin di lokasi Asrama Haji Sukolilo.

Ketua Umum PBNU KH. A. Hasyim Muzadi sendiri cenderung pasif dan tidak mau menawarkan diri sebagai penengah diantara dua kubu PKB itu. “NU kan tetap berpegang pada khittoh. Kalau keduanya meminta PBNU menjadi penengah ya baru akan kami musyawarahkan dengan semua pengurus,” katanya. (nam)


Terkait