Warta

Islah Gagal, Solusinya Parpol Baru

Jumat, 17 Desember 2010 | 12:03 WIB

Jakarta, NU Online
Meski PBNU tidak memiliki hubungan langsung dengan parpol manapun termasuk PKB, namun jika dalam parpol itu banyak warga NU dan parpol itu mengalami konflik, maka PBNU akan memperhatikannya. Dalam konteks itulah PBNU terkait PKB Gus Dur (Yenny) dan Muhaimin Iskandar ini, PBNU mendorong agar mereka bersatu, islah dan rujuk kembali. Jika gagal, sebaiknya mendirikan partai baru.

“Seharusnya rujuk semacam itu mudah, karena keduanya tidak memiliki perbedaan yang fundamental. Secara ideologis keduanya menjunjung tinggi prinsip kebangsaan dan keislaman yang sama dan sebangun,”kata Ketua PBNU H Slamet Effendy Yusuf di Gedung PBNU Jl. Kramat Raya, Jakarta, Jumat (17/12).
&<>lt;br /> Bahkan lanjut Slamet, Yenny dan Muhaimin sama-sama memiliki akar keluarga yang serumpun. Hanya saja masalahnya politik itu memiliki logika sendiri. Yaitu ada kepentingan, gengsi, sharing politik dan lain-lain. Sehingga rujuk atau islah seringkali mengalami kebuntuan.

Namun demikian demi PKB dan warga NU, seharusnya untuk islah tersebut Yenny dan Muhaimin harus saling memberi dan menerima. “Harus bersedia berdialog dan berkompromi. Jangan menang-menangan, tapi harus ada sikap saling mengalah untuk kepentingan yang lebih besar,”ujar mantan tokoh Golkar ini menganjurkan.

Tapi, kalau mereka tetap menghadapi kebuntuan, yakni islah gagal, maka alternatifnya adalah Yenny
harus berani mengibarkan bendera baru (Parpol baru, red). Kalau Yenny yakin dengan itu, kenapa tidak? Hanya dengan cara itu konflik akan berakhir,”kata Slamet meyakinkan.

Sehingga nantinya menurut mantan Ketua Umum PP GP Ansor ini, rakyatlah yang akan menjadi penentu masa depan partai tersebut. “Kami PBNU akan berbahagia jika warga NU yang tersebar di berbagai parpol membawa misi ke-NU-annya, yaitu terbangunnya sistem politik yang solid, demokratis, dilandasi dengan moralitas politik yang tinggi dan diabdikan demi kemaslahatan rakyat,”tutur Slamet yang juga Ketua MUI ini.(amf)


Terkait