Warta

Islam Tidak Seperti Dituduhkan Barat

Kamis, 18 Mei 2006 | 13:19 WIB

Jakarta, NU Online
Tak banyak orang Barat yang mengetahui tentang Islam. Selama ini Barat mengidentikkan Islam sebagai agama teroris yang sarat dengan kekerasan. Namun, ternyata anggapan itu tidak berlaku bagi Roshan Gul, peserta Action for Life, Initiative of Change (IoC), sebuah organisasi kepemudaan lintas negara.

Saat berkunjung ke Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis, (18/5), gadis asal New Zealand ini mengatakan bahwa agama Islam, terutama Islam di Indonesia, tidak seperti yang ia bayangkan selama ini.

<>

“Sebelum datang ke Indonesia, saya pernah datang ke Malaysia untuk melihat bagaimana umat Islam menjalankan ajaran agamanya. Ternyata saya melihat Islam di kedua negara ini tidak seperti yang dituduhkan di media Barat,” terang Roshan kepada NU Online.

Dikatakan, agama Islam di negaranya, dipersepsikan sebagai agama yang mengajarkan kekerasan. Hal itu, menurutnya tidak lepas dari pengaruh media massa yang selalu menampilkan wajah Islam yang tidak ramah. “Orang-orang New Zeland merasa takut dengan wajah Islam seperti yang diberitakan oleh media Barat,” ujarnya.

Roshan bersama sejumlah rekannya dari berbagai negara, antara lain Australia, Korea Selatan, India, Rumania dan Hongkong, sengaja berkunjung ke PBNU untuk mengetahui lebih dalam tentang Islam dan NU.

Ketua PBNU Bidang Urusan Luar Negeri, Rozy Munir yang menerima rombongan tersebut mengaku senang atas kunjungan tersebut. Melalui kunjungan itu, ia berharap, dapat memberikan semangat dan peka terhadap persoalan masyarakat.

“Saya berharap pertemuan ini bisa menambah semangat seluruh peserta untuk lebih memiliki kejujuran dan peka terhadap segala persoalan,” ungkap Rozy.

Selain Rozy, rombongan AFL tersebut juga ditemui oleh sejumlah peserta Afternoon Tea, sebuah perkumpulan Bahasa Inggris yang difasilitasi International Conference of Islamic Scholars (ICIS). Dalam kunjungan itu rombongan AFL berbagi banyak pengalaman dengan peserta Afternoon Tea. (dar)


Terkait