Mayoritas jamaah calon haji Indonesia merupakan jamaah yang sangat bersabar. Mereka menyadari datang ke Arab Saudi untuk beribadah haji. Maka bila menghadapi masalah atau pun musibah, mereka berusaha ikhlas dan bersabar.
Sikap sabar ini misalnya ditunjukkan jamaah asal Tuban yang masuk dalam Embarkasi Surabaya (SUB), kloter 40. Mereka harus menunggu di Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Azis (AMAA) Madinah selama 8 jam karena pemondokan untuk mereka belum ada.
/>
Jamaah asal Tuban itu sudah tiba di Bandara AMAA pukul 23.00 waktu Arab Saudi, Selasa (26/10). Mereka baru bisa keluar bandara sekitar pukul 07.00 waktu Arab Saudi, Rabu (27/10). Selama 8 jam menunggu dan tidak mendapat kepastian soal pemondokan, jamaah kelaparan dan kecapaian.
Namun jamaah tidak marah dan bahkan bisa memahami situasi yang ada. Mereka bersabar dengan berdoa dan mengaji. "Ya kami berdoa dan mengaji saja," kata Qomaruddin, Ketua Kloter 40 SUB.
Sikap ikhlas dicontohkan jamaah embarkasi Bekasi (JKS) kloter 38 yang terlantar di Bandara AMAA selama 3 jam, pada Selasa (26/10/2010) kemarin. Ibu Yurianti misalnya mengikhlaskan saja harus menunggu lama di bandara karena belum mendapat hotel untuk menginap. "Ya kita kan sedang ibadah, ada masalah tapi ikhlas saja," kata Ibu Yurianti.
Sikap yang serupa juga ditunjukkan Mahmudi dari Embarkasi Solo (SOC) kloter 36. Mahmudi mengingap di Hotel Burj At Thir. Di hotel yang letaknya di luar Markaziyah tersebut banyak masalah dihadapi jamaah, mulai dari katering yang telat, air mati dan gangguan keamanan.
Mahmudi memang memprotes keterlambatan katering dan matinya air. Tapi ia tetap bersabar. "Kita terus komplain dengan pihak katering. Alhamdulillah kemarin sudah diantar pagi-pagi nggak telat lagi. Kita memang harus bersabar, namanya juga sedang ibadah," ungkap Mahmudi.
Bahkan seorang jamaah yang kecopetan Rp 7 juta, Hamdan Munthe, juga mengikhlaskan saja musibah yang menimpa dirinya. Hamdan sempat 'ditahan' selama 6 jam di kantor polisi Madinah setelah melaporkan ia kecopetan. Penyebabnya masalah komunikasi, Hamdan tidak bisa bahasa Arab, sementara polisi Arab tidak
bisa bahasa Indonesia. Maka proses kasus Hamdan pun berlarut-larut hingga akhirnya kebetulan kasus Hamdan diketahui petugas pengamanan haji Indonesia yang kebetulan datang ke kantor polisi Madinah.
"Kalau kita orang baik, suka menolong orang, kalau pun ada musibah, kita pasti akan mendapatkan pertolongan," kata Hamdan, calhaj asal Medan itu.
Jamaah Indonesia juga menjadi jamaah yang mematuhi aturan di Masjid Nabawi. Jamaah Indonesia akan memathui larangan ataupun perintah askar (penjaga) masjid mulia itu. Saat akan masuk raudah misalnya, bila diminta duduk, jamaah Indonesia akan langsung menurut duduk, bila diminta segera mengakhiri doa di raudah mereka juga tanpa banyak protes mengikuti permintaan tersebut. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)