Warta

Kang Said: Bahtsul Masail sebagai "Dapur Inti" NU

Kamis, 6 September 2007 | 01:29 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Agil Siradj (Kang Said) menegaskan kembali posisi "bahtsul masa'il" sebagai forum diskusi keagamaan warga nahdliyyin dalam menyikapi semua persoalan yang berkembang di masyarakat.

Sejak awal berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama, bahtsul masa'il menjadi forum inti dibicarakannya semua persoalan kenegaran semisal resolusi jihad melawan sekutu, penerimaan Soekarno sebagai presiden, sampai soal Irian Barat.

<>

"Dapur Inti NU adalah bahtsul masa'il yang menggodok semua persoalan yang berkembang dalam masyarakat," kata Kang Said dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama (LBMNU) di Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (5/9) malam.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Namun demikian, lanjut Kang Said, bahtsul masa'il jangan jampai hanya terfokus pada soal bagaimana memberikan hukum syariah atas persoalan yang sedang berkombang, atau hanya terpaku pada  persoalan halal haram.

"Kerja LBM perlu terus ditingkatkan. Tidak hanya menghukumi sesuatu tetapi mendongkrak peran NU dalam mengatasi semua persoalan yang berkembang," katanya.

Ditambahkan, musyawarah nasional (munas) alim ulama NU di Bandar Lampung tahun 1992 telah merumuskan metode terapan penting dalam menyikapi persoalan. Ada metode yang disebut dengan ilhaqul masa'il binadzairiha, memutuskan persoalan hukum syariah yang tidak dijelaskan langsung dalam Al-Qur'an dan hadits dengan teknik deduksi atau silogisme (qodliyah).

Bahtsul masa'il dengan demikian dapat disebut sebagai ijtihad kolektif warga nahdliyyin. "Namun keputusan Munas 1992 itu masih butuh eksen, para kiai muda barangkali yang bisa melakukan trobosan-trobosan itu," kata Kang Said di hadapan para delegasi LBM seluruh Indonesia.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Bahtsul masail perlu "memasyarakatkan" penjelasan-penjelasan dalam khasanah keilmuan klasik (kitab-kitab kuning) ke dalam istilah yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya, memaknai bab-bab tentang transaksi muamalat dengan istilah-istilah yang digunakah dalam dunia perbankan.

"Semuanya memanng sudah dirumuskan dalam kitab kuning yang ditulis sejak ratusan tahun yang lalu. Namun yang terpenting setelah kita melakukan bahtsul masail berdasarkan kitab-kitab itu adalah eksennya, kita akan melakukan apa," kata Kang Said.(nam)


Terkait