Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Tengah, Mohamad Talkhis, tak mempermasalahkan jika ada kadernya yang menjadi tim sukses salah satu pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jateng.
Menurut Talkhis, jika hal itu terjadi, maka konsekuensinya, kader IPNU harus sungguh-sungguh melakukannya. “Harus serius, jangan cuma numpang nama,” ujarnya di sela-sela Pelantikan dan Rapat Kerja IPNU-IPPNU Kota Tegal, di Gedung Arofah, Kota Tegal, Jateng, Ahad (1/6) kemarin. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Wasdiun.<>
Keterlibatan kader IPNU dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng pada 22 Juni mendatang, kata Talkhis, justru akan membuka jalan bagi diri kader untuk proses pendewasaan politik.
Namun, imbuhnya, hal itu tidak berarti IPNU turut mendukung salah satu pasangan cagub-cawagub. Pihaknya, secara organisatoris, telah mengambil sikap netral dalam Pilgub Jateng.
Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) IPNU, Idy Muzayyad, menegaskan bahwa organisasi yang ia pimpin tidak ikut dukung-mendukung calon dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di Indonesia.
Ia mengimbau kepada semua pihak, termasuk kepengurusan IPNU di semua tingkatan, agar tidak melibatkan organisasi untuk kepentingan politik praktis, seperti pilkada. Pasalnya, IPNU adalah organisasi pelajar dan tidak berkepentingan dalam politik praktis.
Posisi IPNU, katanya, harus netral. Namun, pihaknya tak mungkin menghalangi kader IPNU secara pribadi untuk menyalurkan aspirasinya mendukung calon tertentu. "Kalau secara personal atau individu kader, boleh," tegasnya.
Ia menjelaskan, imbauan itu sekaligus menjawab kesimpangsiuran pemahaman dan informasi tentang posisi IPNU dalam Pilkada yang sangat memungkinkan terjadinya bias dan pembelokan. (rif)