Warta

Muktamar PKB Gus Dur Dibuka

Ahad, 26 Desember 2010 | 10:13 WIB

Surabaya, NU Online
Muktamar III PKB Gus Dur akhirnya secara resmi dibuka oleh Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Hamdun Ahmad. Hadir antara lain KH Nawawi Abdul Jalil (Sidogiri Pasuruan), Habib Ahmad Muhammad Al-Hamid (Gresik), Habib Hasan Basuaib (Jabar), KH Imam Yahya (Lirboyo Kediri), Kafabih Makhrus Ali (Yogyakarta), KH. Nuril Arifin (Semarang), KH Aziz Masyhuri (Jombang), KH Ibnu Ubaidillah (Cirebon), KH Abdul Huda Basri (Bandung), Tuan Guru Turmudzi Badrudin (NTB) dll.

Juga hadir Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Rizal Ramli, M Qodari (Indobarometer), Khoirul Anam (Ketum PKNU), perwakilan dari PKS, Gerindra, Golkar, PDIP dan puluhan ribu warga NU dari Jawa Timur.
<>
Zannuba Arifah Chafsoh dalam sambutannya menegaskan jika pihaknya tidak ingin merongrong dan mengusik siapapun dalam muktamar ini, melainkan hanya ingin menegakkan aturan partai di mana muktamar ini digelar atas amanat AD/ART PKB dan rapat pleno PKB yang dipimpin oleh Gus Dur, bahwa muktamar ini harus dilaksanakan pada tahun 2010 ini.

“Kami meminta kepada A. Muhaimin Iskandar untuk sama-sama membesarkan PKB dan tidak usah lagi berebut legalitas maupun status. Yang penting bagaimana PKB ini terus memperjuangkan aspirasi rakyat, ketidakadilan dan tidak mengabaikan keadilan dan kesejahteraan rakyat,”tandas Yenny yang disambut applaus ribuan hadirin di GOR Cahaya Lestari (Kertajaya) Surabaya pada Ahad (26/12).

Suara PKB turun pada pemilu 2009 dengan hanya memperoleh 2,6 persen lanjut Sekjen DPP PKB Gus Dur ini, itu membuktikan bahwa kharisma dan pengaruh Gus Dur adalah sangat besar di PKB. Oleh sebab itu dia mengajak semua pihak di internal PKB untuk bersama-sama membesarkan PKB.

“Saya hanya meminta Gus Dur dikembalikan sebagai Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB. Itu saja. Saya tidak minta jabatan apapun termasuk Ketua Umum. Silakan saudara saya, Muhaimin Iskandar yang memimpin PKB,”ujar Yenny pasrah.

Insyaallah bersama para kiai NU di belakang PKB, partai yang didirikan oleh Gus Dur dan para kiai pada 23 Juli 1998 ini akan besar kembali. Dengan begitu, PKB akan terus bertekad untuk menyelamatkan kepentingan rakyat, bangsa dan Negara ini.

”PKB tidak boleh hanya menjadi penonton dalam kekuasaan, melainkan harus membela rakyat dalam menegakkan kebenaran, keadilan dan kesejahteraan. Bukan menempel kekuasaan hanya untuk mempertahankan jabatan,”tutur yenny.

Dikatakan, bahwa politik itu bukan untuk kekuasaan, melainkan untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat sebagaimana amanat pendiri bangsa ini. Untuk itu dengan muktamar ini Yenny tidak bermaksud mengusik ataupun merongrong siapapun , tapi hanya ingin menegakkan kebenaran dan keadilan seperti cita-cita PKB di tengah keterpurukan ekonomi, sosial politik bahkan ancaman NKRI. “Khusus otonomi daerah DIY yang jika dibiarkan bisa menjadi ancaman NKRI,”katanya mengingatkan.

Muktamar ini diikuti oleh 436 DPC PKB dan 33 DPW PKB seluruh Indonesia. Ketua Pelaksana muktamar Imron Rosyadi Hamid meminta agar Satpol yang mencopot bendera dan umbul-umbul PKB di sepanjang jalan raya di Surabaya agar dikembalikan. Bahwa ini bukan masalag legalitas, melainkan sebagai penghormatan terhadap Gus Dur.(amf)


Terkait