Nekad Gelar Maulidiyah di Halaman Nabawi Sebelum Bertolak ke Makkah
Senin, 1 November 2010 | 23:01 WIB
Kendati bisa dipastikan bahwa semua jamaah haji, minimal para pemimpin rombonganan, mengerti bahwa pemerintah Arab Saudi melarang praktik doa bersama, namun tampaknya hampir semua jamaah haji dari mana negara pun tidak memperdulikannya. Di seputar Masjid Nabawi para sskar dan petugas Haiah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (Seksi peribadahan) selalu kerepotan menerapkan larangan tersebut kepada jamaah.
Beberapa rombongan dengan bendera negara-negara berbeda duduk melingkar dan memanjatkan doa bersama secara mencolok. Salah seorang bertindak sebagai pemimpin doa dan jamaah lainnya mengumandangkan kata "Amien." Pagi tadi, Senin (1/11), bahkan jamaah asal Pekalongan Jawa Tengah bertindak nekad dengan menggelar Maulidiyah di halaman samping Makam Rasulullah SAW.
t;
Sekitar 200 jamaah putera dan puteri duduk berjajar membaca sholawat dengan suara yang tidak bisa dianggap sebagai suara pelan. Dari suaranya jamaah sedang membaca lantunan sholawat dari syair-syair al-Barzanji dan Dziba'. Para jamaah juga tampak membaca sebuah buku berwarna mencolok.
Terang saja, karena suaranya cukup keras di antara gemuruh suara doa-doa kelompok lain, para petugas petugas Haiah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar dan askar pun segera mendatangi dan membubarkan menghentikan kegiatan mereka. Bahkan beberapa askar berusaha meminta buku sholawat yang sedang dibaca oleh jamaah.
Salah seorang petugas -tampaknya pimpinannya, memanggil pimpinan jamaah dan meminta pertanggungjawaban. "Bagaimana mungkin Anda melakukan kemungkaran, tepat di depan Makam Rasulullah SAW?" tanyanya kepada pimpinan rombongan.
"Ini bukan kemungkaran. Ini hanya bacaan sholawat dan salam kepada Nabi, seperti juga selalu kita ucapkan sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW setiap waktu," terang Ustad Mukhlis, ketua rombongan yang mahir berbahasa Arab ini.
karena Ustadz Mukhlas, pimpinan salah satu KBIH di daerah Siring Pekalongan ini tidak mau menyerah, maka perdebatan pun berlangsung dua arah secara lancar. Petugas pun memperlihatkan buku dan membuka lembaran-lembaran yang tadi dibaca jamaah.
"Bagaimana kalimat-kalimat yang mengandung kemusyrikan begini Anda sebut bukan mungkar. Sudahlah bubar-bubar?" cecar sang petugas.
Dengan santai dan sedikit cengengesan, Ustadz muslih pun menjawab, "Hadza majaaz ya syeikh/ ini sekedar metafora wahai syeikh." Rupanya sang ustadz memang sekedar bercanda menanggapi pengusiran petugas. Dia tahu bahwa hampir-hampir mustahil acaranya akan berjalan lancar dan bisa selesai tanpa diusir.
"Yah mas, namanya juga usaha. Nanti sore kita bertolak ke Makkah, sekarang berdoa dulu di hadapan Rasulullah SAW. Ya semacam pamitan gitulah, mohon keselamatan kepada Allah dengan wasilah Rasulullah SAW," kata salah seorang jamaah kepada NU Online yang mengikuti kegiatan mereka sejak sebelum diusir askar. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)