Kudus, NU Online
Kendati dipimpin ulama non sarjana, sejak dulu Nahdlatul ulama sudah memiliki kepekaan dalam mengantisipasi problem umat. Hal itu dibuktikan NU membentuk berbagai lembaga strategis dan badan otonom yang memperjuangkan sesuai kebutuhan ummat.
“Disaat kelompok lain belum memikirkan solusi untuk umat, NU sudah berbuat dengan mendirikan lembaga-lembaga strategis dan badan otonom,” kata Ketua PWNU Jawa Tengah KH Moh Adnan saat menjadi pembicara seminar harlah LKKNU ke- 34 di Kudus, akhir pekan lalu.
<>
Dikatakan, Nahdlatul Ulama memiliki misi madzhab ahlussunnah wal jamaah dan misi kesejahteraan atau kemaslahatan yang keduanya mampu sebagai pedoman mewujudkan khoiro ummah.
“Mabadi khoiro ummah yang diperjuangkan NU itu menciptakan saadatud dahroin yang dilandasi jalbul masholih dar-ul mafasih (mendahulukan kemaslahatan dan mencegah kerusakan). Dalam kenyataannya, semakin hari hal itu sangat relevan bagi bangsa," tambah KH Adnan.
KH Adnan menegaskan syariat Islam sudah menawarkan konsep pembangunan itu untuk kepentingan manusia yang bersifat universal akan hak ummat manusia. Konsep diatas memperkuat ayat yang menyebutkan Islam sebagai rahmatal lil alamin.
“Namun, rahmatal lil alamin bukan sebatas welas asih dan berbuat baik saja, tetapi harus memiliki tanggung jawab membela mustadh’afin (kaum lemah) di saat mustakbirin (kaum besar) yang tidak punya belas kasihan dan keadilan,” tandasnya lagi.
Untuk menuju sejahtera, ia mengajak sebagai pribadi sunni atau Nahdliyin agar selalu berusaha menjadi khoiro ummah serta tidak alergi menggunakan kekayaan ekonominya untuk kepentingan umat.
“Begitu pula, nilai-nilai agama harus dijadikan sebagai motivator bermartabat sehingga mampu mensejahterakan kemasalahatan bagi ummat.” tandasnya lagi.
Seminar yang mengambil tema optimalisasi peran agama dalam membangun kesejahteraan bangsa ini dihadiri ketua PP LKKNU Arief Mudatsir Mandan dan praktisi pendikan KH Muslim A Kadir dan aktifis maupun pengurus NU Kabupaten Kudus.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Qomarul Adib