Warta

PBNU Bantu Rehabilitasi Banjir dan Longsor Morowali

Kamis, 30 Agustus 2007 | 10:46 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam upaya membantu memulihkan kondisi Morowali pasca banjir pada 21 Juli yang telah menewaskan 82 jiwa, PBNU melalui Community Based Disaster Risk Management (CBDRM) Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama (LPKNU) akan melakukan berbagai upaya strategis rehabilitasi.

Avianto Muhtadi, dari CBDRM LPKNU kepada NU Online, Kamis (30/8) menjelaskan bahwa aksi sosial ini akan dilakukan bekerjasama dengan sejumlah mitra strategis seperti Walhi, Catolic World Services (CWS), ACF (LSM Perancis) Yayasan Tanggul Bencana Indonesia (YTBI) dan YTM Palu.

<>

Diantara aksi yang akan dilakukan adalah bantuan modal pertanian berupa bibit padi, kakao dan cabai untuk mendukung program konversi perkebunan, bantuan alat pertanian dan bantuan uang kas dimana para petani diajak menggarap pertanian sehingga bisa terus melanjutkan hidup.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Dikatakan oleh Ketua Banser DKI Jakarta ini bahwa para petani juga akan dibantu melakukan konversi perkebunan kakao menjadi palawija. “Ini sebagai strategi agar para petani tidak perlu menunggu selama 4 tahun sampai tanaman kakao berbuah,” katanya.

Situasi seperti ini pernah dialami oleh masyarakat Aceh Tamia yang mana sebagian masyarakat Aceh masih mengandalkan mata pencaharian dari perkebunan kakao. Ketika terjadi banjir dan longsor, masyarakat kebingungan, namun berkat inovasi dengan menanam palawija disela-sela pohon kakao yang baru ditanamn, akhirnya mereka dapat memanen hasil pertanian tanpa perlu menunggu 4 tahun.

Banjir dan tanah longsor ini telah menimbulkan kerusakan pada ladang pertanian dan perkebunan seluas 1270 hektar di 4 kecamatan yang menyebabkan buah dan pohon kakao dan kelapa sawit. Jalan menuju perkebunan juga banyak yang terendam lumpur sehingga transportasi putus yang mengakibatkan arus penyaluran hasil perkebunan tersendat.

Dalam situasi tanggap darurat bencana, CBDRM LPKNU juga memfasilitasi PCNU Morowali untuk membuka posko dan menjadi mediasi serta arahan kegiatan pada 7-20 Agustus.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Beberapa hal yang telah dilakukan di daerah Batubere dan Morowali adalah mendirikan kamp pengungsi di tiga sekolah madrasah NU yang mampu menampung 500 orang pengungsi, dapur umum, bantuan pakaian layak pakai, selimut, seragam dan buku sekolah, layanan kesehatan dan bantuan obat, asupan nutrisi untuk balita dan ibu menyusui serta melakukan istighotsah dan ceramah keagamaan untuk membantu pemulihan pasca trauma. (mkf)


Terkait