Warta

PBNU Bantu Software Matematika/Fisika Pada Sekolah NU di Jatim

Senin, 9 Januari 2006 | 02:43 WIB

Surabaya, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan bantuan software matematika dan fisika kepada enam sekolah NU di Jatim, dan PW Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Jatim.

Tujuh alat bantu pembelajaran matematika/fisika itu diserahkan Ketua Umum PBNU KH Drs A Hasyim Muzadi di Surabaya, Minggu, dengan disaksikan Sekjen PBNU H Endang Turmudzi, pimpinan PW LP Ma’arif NU Jatim H Suhaimi Syukur, dan wakil sekretaris PWNU Jatim H Ahmad Sujono.

<>

Ke-enam sekolah yang dibantu adalah SMP YPM I Sepanjang, Sidoarjo; SMA Walisongo, Mojokerto; MTs Al-Ihsan, Kesamben, Jombang; SMA Diponegoro, Tulungagung; MTs YPI Al-Ma’arif, Singosari, Malang; dan MA NU Blitar.

“Saat ini, PBNU memang fokus kepada pendidikan, pelayanan kesehatan masyarakat, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk pendidikan, kami mencoba memberi alat bantu pembelajaran matematika dan fisika berbentuk software,” ujar Hasyim Muzadi.

Selama ini, pelajaran matematika dan fisika masih menjadi momok dan bahkan murid pun akhirnya membenci para guru eksakta akibat pelajaran yang dianggap sulit. Namun dengan alat bantu software itu akan menjadikan matematika dan fisika sebagai kegemaran, apalagi ada visualisasi atau animasi yang sering ditemui dalam pengalaman keseharian.

“Software matematika dan fisika seharga Rp50 juta per-unit itu, akan kami gulirkan ke wilayah lain, diantaranya Jateng, Jabar, dan DKI Jakarta yang masing-masing akan dibantu sepuluh software serta  Yogyakarta dan Banten yang masing-masing akan dibantu lima software, kemudian terus ke luar Jawa,” ucapnya.

Menurut pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Malang itu, pelayanan yang diberikan PBNU itu diharapkan akan dapat menjadi “ikatan” sejumlah sekolah, layanan kesehatan, dan layanan sosial-kemasyarakatan kepada NU secara organisatoris.

“Kalau ikatan itu ada akan memudahkan NU untuk menghubungkan dengan pemerintah dan lembaga internasional guna mendapatkan alat, beasiswa, pertukaran dosen/mahasiswa.  Namun NU memang tidak semudah Muhammadiyah, karena layanan pendidikan, kesehatan, dan sosial di kalangan NU bersifat ‘bottom up’. Pola yang tepat bagi NU mungkin seperti ‘franchise’,” tuturnya. Alat bantu pembelajaran matematika dan fisika berupa software itu, merupakan produk orang Indonesia yang sudah diterapkan pada 16 provinsi dan bahkan akan segera dipasarkan ke Malaysia.(ant/mkf)


Terkait