Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi rupanya tak puas atas kepemimpinan Ali Maschan Moesa sebagai Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur pada periode sebelumnya. Ia menilai, selama lima tahun memimpin, Ali Maschan belum banyak menyentuh kompleksitas persoalan yang dihadapi PWNU Jatim.
“Selama ini, Ali Maschan masih menyentuh sebatas komunikasi oral (lisan) saja, seperti pengajian, dan sebagainya. Tapi, secara substansi organisasi, belum tersentuh dengan baik,” terang Hasyim kepada wartawan usai menerima 10 mantan pengurus PKB di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (6/11)<>
Hasyim yang juga mantan Ketua PWNU Jatim itu menjelaskan beberapa hal penting yang belum diselesaikan Ali Maschan selama memimpin. Di antaranya, posisi syuriah (legislatif) terkait hubungannya dengan warga Nahdliyin di bawah. Selain itu, posisi tanfidziyah (eksekutif) yang semestinya berfungsi membenahi, menata dan mengelola sistem serta jaringan kerja organisasi.
“Hal tersebut, selama ini belum banyak disentuh. Belum dikerjakan atau dikembangkan secara proporsional dan sistematis,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jatim, itu, seraya menambahkan bahwa Jatim merupakan basis NU terbesar di Indonesia yang memiliki kompleksitas masalah tersendiri.
Akibat dari belum terselesaikannya tugas-tugas utama itu, tambah Hasyim, banyak lembaga dan badan otonom (banom) di bawah PWNU Jatim yang berjalan sendiri-sendiri seakan tanpa kontrol. “Seperti halnya (Gerakan Pemuda) Ansor yang jalan sendiri. Belum lagi banom dan lembaga lainnya,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan kepada Ali Maschan yang kini menjabat Ketua PWNU Jatim untuk kedua kalinya, agar segera menyelesaikan tugas-tugas internal terlebih dahulu. Jika tugas-tugas utama itu sudah diselesaikan, ia mempersilakan Ali Maschan untuk mengurus persoalan-persoalan lain, bahkan yang di luar urusan NU sekali pun.
“Jangan ‘menoleh’ ke kanan-ke kiri. Bereskan dulu internalnya, baru kemudian boleh merespon persoalan lain di luar itu, seperti pemilihan gubernur Jatim, masalah aliran sesat, dan lain sebagainya,” urai Hasyim.
Ali Maschan, kembali terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim pada Konferensi Wilayah (Konferwil) di Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo, Ahad (4/11) lalu. Ia dipilih berpasangan dengan KH Miftahul Ahyar (Rais Syuriah) untuk periode 2007-2012.
Ali Maschan dan KH Miftahul Ahyar terpilih secara demokratis melalui aklamasi pada sesi pertama pemilihan karena para kandidat yang lain tidak memenuhi persyaratan suara minimal 15 suara dari 45 suara, yang terdiri dari 44 Pengurus Cabang NU di Jatim ditambah 1 suara mewakili PWNU sendiri. (rif)