Warta

PBNU Tolak Penerbitan Majalah Playboy

Rabu, 18 Januari 2006 | 07:44 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Hasyim Muzadi menentang keras rencana diterbitkanya majalah Playboy di Indonesia. Bahkan, jika niat itu diteruskan, PBNU akan mengerahkan massa untuk mendemo penerbit dan semua agennya di Indonesia.

“Saya kira semua agama tidak setuju dengan rencana itu. Jika tetap diteruskan, penerbit dan agenya akan didemo,” ungkap Hasyim Muzadi usai menerima rombongan Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) di gedung PBNU, Jl. Kramat Raya Jakarta, Rabu (18/1). 

<>

Menurutnya, Playboy itu adalah majalah porno yang dapat meracuni generasi bangsa, karena akan mengakibatkan pola hidup yang hedonis, free sex (seks bebas) dan berubahnya karakter bangsa. Oleh karenanya, rencana tersebut sejak dini harus dibendung demi masa depan bangsa.

“Saya minta yang punya inisiatif itu untuk segera menghentikan, karena akan merusak ahlak bangsa,” ungkap Hasyim.

Disadari kiai pengasuh pondok pesantren Al Hikam Malang ini, membasmi pornografi di negeri ini adalah salah satu perjuangan yang sangat berat. Sebab, pornografi telah menjadi bagian dari industri. Meski demikian, upaya membendung pornografi harus tetap dilakukan.

“Memberantas pornografi itu sama sulitnya dengan memberantas korupsi. Jadi karekter bangsa akan berubah karena pornografi. Bagaimana sekarang ini orang tidak hanya hidup senang-senang. Lihat saja, bangsa kita ini maunya hidup senang-senang, tapi tidak mau kerja keras,” tegasnya.

Untuk memberantas pornografi, PBNU telah memerintahkan kepada Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU yang akan menggelar kongres pada bulan Maret mendatang agar  me-lounching gerakan moral anti pornografi. Hal yang sama juga akan dilakukan oleh badan otonom NU lainya.

“Mulai 2003 lalu, NU bersama Muhamadiyah membuat gerakan moral anti korupsi. Kini saatnya, NU membuat gerakan moral anti pornografi. PBNU telah intruksikan kepada Muslimat yang akan menggelar kongres di Batam Maret mendatang untuk me-lounching gerakan moral anti pornografi,” jelasnya.(rif)


Terkait