Dua organisasi santri dan pelajar Nahdlatul Ulama (NU) di Pati, Jawa Tengah, Ikatan Pelajar NU dan Ikatan Pelajar Putri NU, merefleksikan proses Pemilihan Gubernur Jateng yang berlangsung pada 22 Juni lalu.
Mereka menilai, keterlibatan Ketua (nonaktif) Pengurus Wilayah NU Jateng, Mohamad Adnan, sebagai calon wakil gubernur dalam pesta demokrasi lokal itu merupakan sebuah kemunduran bagi organisasi. Sebab, sedikit-banyak, NU telah masuk dalam wilayah politik praktis.<>
“Tubuh NU seakan telah tercabik-cabik oleh kepentingan kelompok lain. Ini yang harus segera disadari. NU ‘digempur’ dari luar dan ‘diserang virus’ dari dalam,” ujar Sekretaris Pengurus Cabang NU Pati, Abdullah Hamid.
Ia mengatakan hal itu saat menjadi narasumber pada diskusi bertajuk “Refleksi Pilgub, ke Mana NU akan Dibawa?” di Pati, Rabu (2/7) kemarin. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Munawir Aziz.
Ircham Shodiq, aktivis muda NU yang juga Ketua Yayasan Baitul Maal wat Tamwil Madani IPNU-IPPNU Pati mengaku prihatin terhadap kondisi NU yang sekarang ini tercerabut dari akar perjuangan kebangsaan.
“Program kebijakan NU secara struktural sekarang ini seakan tak lagi dekat dengan kepentingan rakyat kecil. Hal ini yang seharusnya menjadi refleksi bersama, bahwa pendirian NU kan untuk melindungi warga kecil, kenapa sekarang makin menjauh?” jelasnya.
Menurutnya, banyak kader mengaku menjadi anggota NU, tetapi bertujuan mendulang massa saja. “Banyak kader merasa bangga ketika disapa partai politik. Akan tetapi, ketika ajang pemilu, pilgub maupun pilkada selesai, kader NU akan ditinggalkan,” katanya. (rif)