Warta

Pemkab Brebes Gelontorkan Rp 170 Juta untuk Pesantren

Jumat, 8 Agustus 2008 | 06:02 WIB

Brebes, NU Online
Sebagai sikap kepedulian kepada dunia pesantren, Pemerintah Kabupaten Brebes mengglontorkan dana sebesar 170 juta rupiah kepada 12 Pesantren yang besarnya masing-masing pesantren bervariasi.

”Stimulan ini, mudah-mudahan bias menggairahkan kembali kehidupan pesantren di Brebes,” ungkap Bupati Brebes H Indra Kusuma, S.Sos saat penyerahan bantuan di Pendopo Kabupaten Brebes Selasa (5/8) malam lalu.<>

Besaran 170 juta rupiah itu diterimakan secara bervariasi yakni yang menerima 10 Juta rupiah sebanyak 9 Ponpes, 25 juta untuk 2 pesantren dan yang menerima 30 juta hanya 1 pesantren. “Perbedaan tersebut, dilihat dari besar kecilnya kebutuhan pesantren yang ada bukan besar kecilnya pesantren yang menerima,” terang Bupati.

Bupati juga berharap agar bantuan tersebut bisa dimanfaatkan dan didayagunakan semaksimal mungkin. Sehingga mampu menguatkan posisi pesantren sebagai bentengnya keimanan.

Pemberian bantuan yang dirangkaikan dengan peringatan Isra Mi'raj itu, disaksikan oleh Muspida plus, ribuan kaum muslimin dan muslimat, para alim ulama, tokoh masyarakat dan para santridari berbagai pondok pesantren se Kab. Brebes.

Dalam sambutannya Bupati berharap syiar Islam terus menerus digelorakan. Apalagi dalam menghadapi era kemajuan teknologi dan inforamasi. Di satu sisi mampu meningkatkan kemajuan disisi lain umat semakin mengalami kekeringan spiritual, pendangkalan mental dan kemrosotan moral.

Bukti dari itu, lanjut Bupati, ditengah-tengah masyarakat kita makin merebak berbagai tindak kriminalitas, peredaran dan penyalahgunaan narkoba serta prilaku hidup bebas tanpa norma keagamaan.

Sebagai pembicara dalam peringatan Isra Mi'raj, Pengasuh Ponpes Majelis Tarbiyatul Mubtadi’in Kempek Cirebon Jabar KH Mustofa Aqil. Dalam ceramahnya, beliau menguraikan arti pentingnya  sholat. Apalagi perintah itu didapat dengan perjuangan yang digambarkan dengan fakta nyata berupa kemajuan zaman pada saat ini.

Perjalanan malam melewati Sidratul Muntaha adalah pelajaran teknologi kelas tinggi. Artinya, orang yang mendirikan sholat itulah orang yang modern. “Jangan malah menganggap orang yang rajin sholat ketinggalan zaman,” kata Wakil Ketua PP Lembaga Dakwah NU itu. (was)


Terkait