Pimpinan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) memenuhi undangan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di Jakarta, Kamis (7/5) siang. Mereka yang hadir, antara lain, Choirul Anam (Ketua Umum), Idham Cholid (Sekretaris Jenderal), Khudri Sitompul (Ketua) dan Abdullah Mufid (Wakil Sekjen).
Dalam kesempatan itu, Choirul Anam menyampaikan beberapa hal terkait Pemilu Legislatif (Pileg) lalu dan menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) pada Juli mendatang. Salah satu di antaranya adalah masalah dugaan rekayasa Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pileg.<>
Ia mengatakan, kasus tersebut telah mencederai demokrasi. "Pemilu legislatif lalu itu tak bisa dipercaya hasilnya," kata Anam di hadapan Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, dan sejumlah petinggi PBNU lainnya.
Menurut dia, salah satu penyebab rusaknya suara PKNU adalah ‘permainan’ DPT. Akibatnya, banyak pemilih PKNU yang tak menggunakan hak pilih. "Jadi, banyak nama pemilih yang orangnya enggak ada, fiktif semua," jelasnya.
Masalah seperti itu, kata dia, sebenarnya telah diketahui jauh hari sebelum Pileg berlangsung, yaitu saat Pemilihan Kepala Daerah Jatim pada akhir 2008 lalu. "DPT Pilkada Jatim yang dengan DPT Pileg itu, sama. Sebenarnya, gubernur Jatim itu, ya Khofifah," tandasnya.
Pihaknya, imbuh dia, cukup memiliki bukti-bukti kecurangan dalam penghitungan suara, terutama soal penggelembungan suara yang terjadi merata di semua daerah. "Kami punya data-datanya," ungkapnya.
Pada bagian lain, Anam juga menyatakan komitmen partainya terhadap NU. Apalagi PKNU merupakan partai politik yang dihuni kiai sepuh NU. "Kalau komitmen PKNU ke NU, sudah jelas. Bahwa PKNU adalah partainya orang NU," katanya. (rif)