Perempuan Korsel Temui Hasyim, Tanya Upaya NU Bebaskan Sandera Taliban
Kamis, 3 Juli 2008 | 11:32 WIB
Sebanyak 10 aktivis Persatuan Perempuan Gereja Korea Selatan (KCWU) menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (3/7).
Didampingi Richard Daulay (Sekretaris Jenderal Persekutuan Gereja Indonesia), mereka menanyakan kepada Hasyim tentang peran NU dalam upaya pembebasan warga Korea Selatan (Korsel) yang disandera kelompok Taliban di Afganistan, pada 30 Agustus 2007 silam.<>
Hasyim menceritakan, semula ia meminta Sekretaris Jenderal (Sekjen) Konferensi Dunia Agama untuk Perdamaian (WCRP), William Vendley, untuk melaporkan drama penyanderaan tersebut kepada Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-Moon.
“Pada akhirnya, dalam kurun tiga minggu, kita bisa melakukan kesepakatan untuk membebaskan para sandera. Itulah salah satu di antara peran NU dalam mengatasi konflik di dunia,” terang Hasyim yang juga salah satu Presiden WCRP.
Namun, Hasyim menegaskan, upaya tersebut berhasil bukan lantaran NU memiliki hubungan dengan Taliban. “NU tidak ada hubungan sama sekali dengan Taliban di Afganistan,” katanya. Bahkan, basis para pejuang Taliban itu pun tidak diketahui.
Menurutnya, proses komunikasi dan diplomasi yang baiklah yang menjadi sebab Taliban bersedia membebaskan para tawanannya meski dua orang dari mereka dibunuh.
Ketua KCWU Rev Lee Moon-Sook mengatakan, pihaknya telah lama berkeinginan berkunjung ke Indonesia dan menemui Hasyim yang diketahui turut berperan dalam upaya pembebasan para sandera. Namun, baru saat inilah kesempatan itu terpenuhi.
Selain itu, katanya, diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia juga berperan besar dalam mengakhiri drama penyanderaan tersebut. Karena itu, pihaknya merasa harus berterima kasih pada pemerintah Indonesia dan NU.
Penyanderaan itu bermula saat gerilyawan Taliban menculik 23 relawan Kristen Korsel pada 19 Juli 2007 dari bus di Ghazni dan semula menuntut pembebasan anggota Taliban, yang ditahan pemerintah Afganistan. Dua pria sandera dibunuh penculiknya pada awal kemelut itu.
Taliban melepaskan dua wanita sebagai isyarat niat baik selama putaran awal perundingan. Lalu, menyatakan mencapai kesepakatan untuk pembebasan 19 sisanya.
Seorang wakil Taliban menyatakan, melepaskan tuntutan pembebasan anggota Taliban dari penjara sesudah mereka menyadari Korsel tidak dapat memaksa pemerintah Afganistan membebaskan siapa pun.
Gedung Biru, kantor kepresidenan Korsel, menyatakan kesepakatan akhirnya ialah syarat Seoul menarik tentaranya dari Afganistan dalam tahun ini dan menghentikan warga negaranya melakukan dakwah agama di Afganistan. (rif)