Warta

PM Australia Mengaku Kenal NU dan Hasyim Sejak Lama

Jumat, 13 Juni 2008 | 13:09 WIB

Jakarta, NU Online
Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengaku mengenal Nahdlatul Ulama (NU) dan Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi sudah sejak lama. Bahkan, kata dia, kunjungannya ke Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta, pada Jumat (13/6) petang, bukan pertama kali.

Rudd yang juga mantan pemimpin Partai Buruh Australia itu, dalam sambutannya sebelum penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama (MoU), mengaku pernah beberapa kali ke Kantor PBNU dan mengenal Hasyim sewaktu masih menjadi anggota Parlemen di negaranya.<>

“NU dikenal sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengembangkan nilai dan tradisi Islam yang humanis bagi kehidupan bangsa. Semangat yang diusung adalah memperjuangkan nilai-nilai Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam,” ujar pria yang dikukuhkan sebagai PM Australia ke-26 pada 3 Desember 2007 silam itu.

Menurut Rudd, nilai-nilai humanisme itu juga ada dalam tradisi Kristen yang menjadi agama dia. Karena itu, kerja sama tersebut dapat dibangun dengan tetap menghargai kepercayaan orang lain.

Hasyim mengatakan, Kantor PBNU, selain sebagai pusat organisasi NU, juga sebagai kantor bersama agama-agama di Indonesia. Di tempat itu, para pemuka agama berkumpul membicarakan berbagai persoalan antarumat beragama serta masalah bangsa.

Sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, NU memiliki pandangan moderat dalam pandangan keagamaan maupun dalam hubungan antara agama dengan negara, serta agama dengan nilai-nilai kemanusiaan. NU menekankan kerja samanya dalam bidang pendidikan, ekonomi, keadilan, serta kesejahteraan sosial.

Dalam konteks itu, NU ingin mendukung pemerintah menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta meningkatkan kesejahteraan sosial rakyat Indonesia.

Manajemen bencana yang dikerjasamakan berupa pengurangan kerentanan bencana melalui pendekatan masyarakat pesantren berbasis manajemen risiko bencana selama tiga tahun ini. Kerja sama pendidikan dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas dan kapasitas sekolah-sekolah Islam.

Sedangkan kerja sama pemerintahan dilakukan dalam penguatan demokrasi melalui pemantauan pemilu dan pendidikan pemilih. Lalu, kerja sama antarindividu ditekankan kepada kerja sama budaya. (rif)


Terkait