Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-82 Nahdlatul Ulama (NU) tahun ini benar-benar menjadi momentum penting dan bersejarah. Tidak hanya bagi kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), melainkan juga sejumlah partai politik (parpol).
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tampaknya tak mau melewatkan begitu saja momentum hajatan besar NU tersebut. Dua parpol dengan basis massa pendukung kaum Nahdliyin itu tampak sedang ‘perang’ pengaruh.<>
Dua parpol tersebut berlomba-lomba meramaikan sejumlah ruas jalan di Jakarta dengan berbagai atribut; bendera, spanduk dan baliho. Uniknya, beragam atribut itu diletakkan tak berjauhan dengan atribut peringatan Harlah ke-82 NU.
Selain spanduk, perang pengaruh juga dilakukan dua parpol tersebut melalui iklan di media massa. PKB dan PPP sama-sama menyebut dirinya sebagai partai yang dilahirkan NU. Keduanya selalu mengaitkan dengan organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia.
PKB, misalnya, dalam sebuah harian Ibukota terbitan Kamis (31/1), memasang iklan satu halaman penuh dengan gambar pendiri NU KH Hasyim Asyari. Pada iklan tersebut, parpol pimpinan KH Abdurrahman Wahid itu menegaskan sebagai partai yang dilahirkan NU.
Pada surat kabar berbeda, PPP juga memasang iklan satu halaman penuh dengan menampilkan foto Ketua Umum PPP Suryadharma Ali. Terdapat pesan pula di dalamnya yang berisi ucapan terima kasih pada NU karena turut andil melahirkan partai itu melalui fusi bersama Parmusi, PSII, dan Perti.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi mengatakan tidak mempermasalahkan perilaku kedua partai tersebut. ”Nggak masalah mereka ramai-ramai menarik simpati warga NU, tapi buktikan dulu amalnya pada NU, jangan hanya main klaim,” pungkasnya. (rif)