Hasyim: Parpol Berbasis Nahdliyin Alami Penurunan Popularitas
Jumat, 18 Januari 2008 | 23:20 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menilai, sejumlah partai politik (parpol) yang memiliki basis massa pendukung kaum Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) akan mengalami penurunan popularitas. Hal itu terjadi bila parpol tersebut tak mampu memerankan diri sebagai ‘sayap’ politik NU.
Ia mengaku sependapat dengan penilaian sejumlah pengamat politik yang mengatakan bahwa kini, popularitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) cenderung menurun. Hal itu disebabkan banyak hal, salah satunya, karena partai yang pendiriannya dibidani para kiai dan tokoh NU itu lebih mementingkan kelompok dari pada kepentingan bangsa, terutama warga NU.<>
”Nah, jika itu diteruskan, (PKB) semakin lama akan semakin mengecil,” ungkap Hasyim kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (18/1) kemarin. Penilaian itu ia sampaikan menanggapi pendapat sejumlah pengamat politik terkait kemerosotan popularitas PKB belakangan ini.
Hal serupa, lanjut Hasyim, juga bisa saja terjadi pada parpol lain. Ia mencontohkan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Partai baru pecahan PKB itu, menurutnya, berpotensi menjadi partai besar. Namun, tambahnya, awet dan tidaknya partai tersebut juga ditentukan bisa atau tidaknya membawa aspirasi Nahdliyin.
”Nah, sekarang ini, karena nggak kuman enggon (tidak kebagian tempat) di PKB, berdirilah PKNU. Mereka akan ketularan (terjangkit) penyakit yang sama, jika tidak bisa menjadi political will bagi NU. Apakah PKNU bisa? Itu harus dibuktikan dulu,” tuturnya.
Mantan ketua pengurus wilayah NU Jawa Timur itu menjelaskan, sebagai organisasi kemasyarakatan Islam, NU membutuhkan sayap politik yang bisa menjadi mitra perjuangan. Sayangya, hingga kini, NU hanya menjadi lahan mengais keuntungan parpol yang ingin memanfaatkan kebesaran NU.
”NU harus punya sayap politik. Partai itu berada di luar struktur, tapi bekerja untuk kepentingan NU. Selama ini, hal itu tidak ada. Yang ada hanya partai yang menggunakan lahan NU dan hanya memanfaatkan warga NU,” jelasnya.
Dalam kondisi seperti ini, ia meminta kepada warga NU untuk membuka mata. Jangan sampai NU terus dimanfaatkan parpol, tapi tak meraih keuntungan apa-apa.
Ia mengkhawatirkan keberadaan NU pada Pemilihan Umum 2009 mendatang yang kemungkinan besar akan menjadi rebutan banyak parpol. “Jika sudah begitu, massa NU akan terpecah-pecah,” pungkasnya.
Namun, lanjutnya, ada tiga partai yang mendapat keuntungan dari NU, yaitu, PKB, PPP dan PKNU—jika lolos menjadi peserta Pemilu. ”Karena PKB konflik, PPP bisa meraih keuntungan besar. Selain itu, ya PKB sendiri dan PKNU. Dan, karena kepentingan yang spontan, banyak juga warga NU yang ke Partai Golkar dan partai-partai lain,” ungkapnya. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua