Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) bekerja sebagai pelayan masjid di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
"Mereka umumnya bekerja sebagai pelayan masjid di Tanah Haram (Makkah dan Madinah)," kata Abdullah, WNI asal Banten kepada ANTARA di Madinah, Sabtu.<>
Namun, kata pembersih Masjidil Haram itu, WNI umumnya memanfaatkan masa kerja untuk melaksanakan "haji kecil" (Umrah) pada bulan Ramadhan, sedangkan "haji besar" pada musim haji (Dzulhijah).
WNI yang sudah tinggal empat bulan ini di Makkah mengaku, gaji sebagai tukang bersih Tanah Haram dari keluarga Bin Laden, hanya cukup untuk makan-minum dan ke-sana kemari.
Di Masjid Nabawi Madinah, WNI asal Karawang, Jabar, yang bekerja membersihkan Alquran, Usman mengaku, di Madinah ada 2.000-an pelayan masjid, dimana 700-an diantara adalah WNI, sedangkan di Makkah bisa sampai 1.000-an orang.
"Kalau kirim uang ke keluarga di Tanah Air mungkin sedikit sekali, tetapi keluarga memaklumi dan bahkan senang, karena saya bisa haji dan umroh berkali-kali," kata pria yang sudah setahun di Madinah ini sambil tersenyum. (ant)