Jakarta, NU Online
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir (SB) menjajaki kerja sama politik dengan Ketua Dewan Syuro PKB Gus Dur.
Saat buka puasa bersama di Jakarta, Selasa, secara lugas Bachir mengatakan dirinya meniru langkah-langkah Gus Dur yang dinilainya bergaya hidup merakyat. "Urusan syariat (keagamaan) ikut para kiai, tetapi urusan politik dan pemerintahan ikut Gus Dur," kata Bachir.
<>Kepada Gus Dur, Bachir juga mengungkapkan sejumlah rencananya untuk bersafari ke kantong-kantong suara nahdliyin. Ditegaskannya bahwa saat ini tidak ada lagi hambatan berarti antara partai berlambang matahari itu dengan kalangan nahdliyin karena di antara keduanya sama-sama inklusif dan pluralis.
"Tak ada jarak lagi antara NU dan PAN. Saya tak keberatan warga NU ke PAN, cuma apa mereka mau," katanya.
Sementara itu Gus Dur mengatakan PAN dan PKB tak perlu berkoalisi karena pada dasarnya sudah banyak kesamaan di antara keduanya. Dikatakannya, sebagai seorang yang melahirkan PKB, dirinya akan membawa PKB itu ke jurusan tertentu, yaitu memikirkan nasib rakyat.
"Sekarang ini PKB dalam suasana tak karu-karuan. Baru lepas enam orang (dipecat). Saya nekat, yg penting kiai kampung di belakang saya," katanya.
Mengenai kemungkinan pencalonan Bachir sebagai capres di pilpres 2009, Gus Dur mengatakan, "Jangan diributin, wong belum jadi apa-apa".
Namun, menurut Gus Dur, seandainya Soetrisno Bachir jadi presiden, ia tentu harus membantunya. Dalam hemat Gus Dur, pantas-pantas saja Soetrisno Bachir menjadi presiden sejauh rakyat memang menghendakinya.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur juga mengatakan bahwa dirinya menganggap Susilo Bambang Yudhoyono bukan sebagai Presiden RI lagi. "Kenapa? Karena baik di Bengkulu maupun Padang, dia gagal mengorganisasi masyarakat menolong dirinya sendiri. di Tasikmalaya juga ada masyarakat yang tak terlindungi. Itu sudah menyalahi konstitusi," katanya. (ant/mad)