Warta

Ulama Anggap Pangdam Brawijaya Malu-Malu Terkait Cagub Jatim

Jumat, 4 Januari 2008 | 03:15 WIB

Kediri, NU Online
Kalangan ulama NU menganggap Panglima Kodam V/Brawijaya, Mayjen TNI Bambang Suranto malu-malu terkait pencalonannya dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur.

"Terus terang, saya diminta Komandan Kodim untuk datang ke sini, karena ada seting-setingan calon gubernur. Tapi tampaknya Pangdam malu-malu menyatakan masalah itu," kata Pengasuh Ponpes Salafiyah, Kebonsari, Pasuruan, KH Idris Hamid, usai pertemuan dengan Pangdam di Aula Al Muktamar, Ponpes Lirboyo, Kediri, Kamis.

<>

Padahal sebelum acara dimulai, para ulama mendapatkan selebaran dan kalender bergambar diri Bambang Suranto dan keluarganya. Sehingga kalangan ulama NU dari beberapa daerah di Jatim itu, menganggap Pangdam serius dalam pencalonan gubernur.

"Seharusnya, beliau berterus terang saja mengenai keseriusannya dalam Pilkada, sehingga nanti biar ulama sendiri yang menilainya," kata salah satu putra ulama kharismatis di era 1980-an, KH Abdul Hamid itu.

Demikian halnya dengan Pengasuh Ponpes Sunan Giri, Wonosari, Surabaya, KH Abdul Aziz yang mengaku kecewa dengan sikap mantan Kepala Staf Kostrad yang menggantikan Mayjen TNI Syamsul Mappareppa sebagai pucuk pimpinan tertinggi Kodam V/Brawijaya itu.

"Sebagai seorang berlatar belakang militer, seharusnya dia tegas sehingga kami-kami yang diundang ke sini tidak tanda tanya," kata penasehat spiritual Sunarto ketika masih menjabat Walikota Surabaya itu.

Pernyataan tak kalah kritisnya juga dilontarkan Wakil Sekretaris DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Yusuf Hidayat, yang menganggap Pangdam telah memperalat para ulama.

"Tidak hanya ulama, tapi Ansor sendiri juga diperalat untuk tujuan pribadi Pangdam sendiri," kata Bendahara PC GP Ansor Kota Surabaya itu menambahkan.

Selain dihadiri sedikitnya 1.500 ulama dan pengasuh ponpes di Jawa Timur, pertemuan tersebut dihadiri ribuan aktivis GP Ansor dari berbagai daerah yang dikerahkan Ketua Umum GP Ansor Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.

"Nggak mungkin, kalau tidak ada undangan. Kami sengaja datang ke sini, karena memang diundang Pangdam untuk membicarakan pencalonannya dalam pemilihan gubernur," kata Yusuf menegaskan.

Sementara Saifullah Yusuf sendiri mengelak, jika dirinya disebut-sebut mengerahkan massa Ansor untuk meningkatkan "bargaining" politiknya dengan sejumlah kalangan, termasuk di lingkungan TNI-AD.

"Justru kedatangan saya ke sini atas undangan Mbah Idris (KH Idris Marzuqi, Pengasuh Ponpes Lirboyo). Sedang massa Ansor datang ke sini atas inisiatif mereka sendiri, bukan kami yang mengerahkan," kata mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu.

Namun demikian, dia tetap menganggap pertemuan tersebut ada nilai positifnya, sebagai media untuk mendekatkan ulama dan pondok pesantren dengan jajaran TNI-AD.

"Nggak ada salahnya pertemuan ini digelar, tapi kalau ada yang menafsirkan pertemuan ini sebagai bentuk penggalangan kekuatan, silakan, itu hak mereka," kata Gus Ipul yang tiba di Lirboyo sejak Rabu (2/1) malam.

Gus Ipul disebut-sebut sebagai penggagas pertemuan tersebut. Bahkan setiap kali ada tokoh nasional atau pejabat negara berkunjung ke Lirboyo, Gus Ipul selalu tampak mendampingi KH Idris Marzuqi.

Sebagai tuan rumah, KH Idris Marzuqi menyatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan ajang silaturahmi sekaligus perkenalan dengan Bambang Suranto sebagai Pangdam V/Brawijaya yang baru.

Sementara itu, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Bambang Suranto menyatakan bahwa selama ini pihaknya belum bersedia mencalonkan diri dalam pemilihan Gubernur Jatim yang tinggal beberapa bulan lagi.

"Kalau ada yang bilang, saya mau mencalonkan diri sebagai gubernur, itu hanya isu," katanya saat ditemui usai pertemuan dengan ribuan ulama, santri, dan aktivis GP Ansor.

Dalam kesempatan itu, Bambang Suranto juga menolak jika pertemuannya dengan ulama sebagai upaya untuk menjegal beberapa mantan petinggi TNI-AD yang mencalonkan diri dalam pemilihan gubernur di daerah paling timur Pulau Jawa itu.

Namun, ketika ditanya bagaimana jika nantinya ada beberapa kelompok yang mencalonkan dirinya, jenderal berbintang dua yang pernah menjabat Komandan Korem 081/Dhirot Sahajaya Madiun dan Komandan Korem 084/Baladhika Jaya Surabaya itu, hanya terdiam.

Para ulama yang didatangkan ke Lirboyo itu diantar langsung oleh para Komandan Kodim masing-masing daerah dengan bus yang telah disediakan. (ant/tob)


Terkait