Ulama Aswaja Dukung SBY, Berharap Pilih Cawapres Bukan Kalangan Wahabi
Sabtu, 2 Mei 2009 | 10:08 WIB
Para ulama penganut paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) menyatakan mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai calon presiden dalam Pemilu Presiden pada Juli nanti. Mereka yang tergabung dalam organisasi Ikhwanul Muballighin (IM) itu juga bertekad turut menyukseskan SBY untuk kembali menjadi presiden.
Pernyataan dukungan tersebut disampaikan Ketua Umum DPP Ikhwanul Muballighin, KH Mujib Khudori, kepada wartawan pada acara Konsolidasi Nasional Ulama Aswaja untuk Sukses Pilpres 2009 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Sabtu (2/5).<>
Pertemuan yang dihadiri Ketua Majelis Syariah DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), KH Nur Muhammad Iskandar, itu diikuti puluhan ulama dari kawasan Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banteng dan Lampung.
Menurut Kiai Mujib, dukungan itu diberikan karena kepemimpinan SBY selama lima tahun belakangan cukup berhasil, terutama dalam pemberantasan korupsi. “Tetap saja ada kekurangan. Tapi, pada umumnya SBY cukup berhasil, terutama dalam hal pemberantasan korupsi,” ujarnya.
Namun demikian, imbuh dia, pihaknya sangat berharap agar calon wakil presiden yang dipilih SBY kelak bukan dari kalangan penganut paham Wahabi. Sebab, mereka, katanya, sering kali tidak dapat menghormati keberadaan kelompok lain. Mereka juga kerap memfitnah penganut Aswaja sebagai kelompok ahli bid’ah (mengada-ada dalam beribadah).
“Kami berharap Pak SBY memilih cawapresnya dari kalangan (penganut) Aswaja. Jangan pilih cawapres yang Wahabi yang anti-Aswaja, anti-tahlil, anti-kunut, anti-ziarah kubur, dan sebagainya,” terang Kiai Mujib didampingi Sekretaris Jenderal DPP IM, KH Anwar Fadoli.
Menurutnya, bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang dapat mempersatukan semua kelompok dan golongan. “Siapa pun yang dipilih Pak SBY (jadi cawapres), kita dukung, asalkan bukan dari kalangan Wahabi. Syukur-syukur kalau yang dipilih dari kalangan nahdliyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama/NU),” tandasnya.
Ia tak mau berkomentar banyak ketika ditanya siapakah tokoh dari kalangan nahdliyin yang menurut mereka dianggap pantas mendampingi SBY. “Banyak. Misalnya, ada Lukman Edy (Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa/PKB), Muhaimin Iskandar (Ketua Umum Dewan DPP PKB), dan lain-lain,” sebutnya singkat.
IM menghimpun para ulama penganut paham Aswaja. Kepengurusannya tersebar di 30 provinsi dan 360 kota/kabupaten se-Indonesia. Organisasi ini awalnya merupakan ‘organisasi sayap’ PPP. Namun, kemudian memisahkan diri karena alasan ingin memperluas jangkauan dakwah. Dukungan IM pada SBY, disebutkan tidak hanya pada Pemilu 2009, melainkan sejak Pemilu 2004 silam. (rif)