Warta

Ulama Saudi Keluarkan Fatwa Mati untuk Pelaku Tayangan Mistis di Televisi

Senin, 22 September 2008 | 08:37 WIB

Riyadh, NU Online
Seorang ulama senior Arab Saudi telah mengatakan penyetor horoskop di televisi Arab mesti diganjar hukuman mati, demikian laporan satu surat kabar Ahad, beberapa hari setelah seorang ulama lain mendesak nasib yang sama bagi pemilik saluran televisi yang menyiarkan tayangan tidak seronok tersebut.

"Tukang sihir yang tampil di saluran televisi satelit yang terbukti sebagai tukang ramal telah melakukan kejahatan besar ... dan konsensu Muslim ialah hukuman bagi orang kafir adalah kematian dengan dipancung," kata Sheikh Saleh Al-Fozan kepada harian Al-Madina.<>

"Mereka yang menyediakan tayangan ini boleh dimakamkan sebagai orang Muslim saat mereka meninggal," kata ulama kenamaan Arab Saudi tersebut.

Beberapa ratus saluran televisi satelit Arab yang telah bermunculan dalam beberapa tahun belakangan mengkhususkan diri dalam ramalan bintang dan saran lain kepada pemirsa mereka mengenai cara menyelesaikan masalah yang dipandang oleh tokoh agama sebagai perbuatan tukang tenung.

Dalam kapasistas mereka sebagai hakim, para ulama ajaran keras Islam di Arab Saudi seringkali menjatuhkan hukuman mati bagi tukang sihir.

Al-Fozan, anggota Dewan Tinggi Ulama, menanggapi silang-pendapat yang dipicu oleh seorang anggota Dewan, Sheikh Saleh Al-Lohaidan, yang pekan lalu mengatakan bahwa pemilik tayangan TV Arab mesti diadili dan menghadapi hukuman mati karena sebagian tayangan mereka.

Al-Lohaidan, yang adalah pemimpin Pengadilan Syari'ah di Arab Saudi, mengatakan kepada radio Saudi, "Saya ingin menyarankan para pemilik saluran televisi ini yang menayangkan ketidak-seronokan dan ketidak-sopanan dan memperingatkan mereka mengenai berbagai konsekuensi ... Mereka dapat menghadapi kematian melalui proses pengadilan."

Ia merujuk kepada tayangan komedi dan opera sabun yang diudarakan selama bulan puasa Ramadhan, saat umat Muslim mestinya memusatkan perhatian pada Allah. Banyak pengeritik mengatakan Ramadhan telah menjadi pesta pora makanan dan konsumsi televisi segera setelah puasa berakhir saat matahari terbenam.

Al-Lohaidan tampil di televisi resmi Arab Saudi, Sabtu malam, untuk menjelaskan pernyataannya, dan mengatakan ia tak menyarankan pemilik televisi mesti dibunuh tanpa proses pengadilan.

"Tak seorang pun mesti berpendapat bahwa saya akan tergesa-gesa menghakimi, sebagaimana telah diduga secara keliru, dan mengatakan saya telah memutuskan bahwa pemilik televisi satelit mesti dibunuh," kata Al-Lohaidan dalam pernyataan yang disiarkan di laman Internet Islam pada Ahad. Ia menambahkan pengadilan dapat menjatuhkan hukuman mati.

Al-Fozan mengatakan pemilik saluran hiburan mesti dibuang tapi ia tak menyarankan hukuman mati buat mereka.
Opera sabun Turki yang sangat terkenal di Arab Saudi dan negara lain Arab tahun ini menyulut gelombang kemarahan di kalangan masyarakat Arab Saudi, yang khawatir terhadap penyebaran budaya sekuler di negara sekutu utama AS itu.
Penasehat pemerintah urusan agama Mufti Besar Sheikh Abdelaziz Ash-Sheikh mengatakan pada Juli berdasarkan agama Islam, tak diperkenankan untuk menyaksikan serial Turki tersebut.

Kebanyakan pemilik saluran televisi hiburan Arab, termasuk MBC, ART, Orbit, Rotana dan LBC, adalah keluarga kerajaanArab Saudi dan pengusaha yang memiliki hubungan erat dengan mereka.

Sebagian anggota penting keluarga kerajaan Arab Saudi, yang khawatir terhadap citra negeri itu di mata masyarakat internasional, telah mendorong pembaruan liberal, sementara tokoh agama khawatir terhadap rencana untuk membatasi pengaruh mereka di negara penghasil terbesar minyak dunia tersebut. (iol/rol/atj)


Terkait