Jember, NU Online
Santri dan santriwati yang mondok di Pesantren Raudlatul Ulum, Desa Suci, Jawa Timur, kini tidak perlu lagi naik truk sejauh 2 kilometer untuk sekedar mandi , cuci, dan berwudlu. Pasalnya, di lingkungan pesantrennya, kini sudah ada sumur bor air tanah sedalam 125 meter dengan kapasitas debit air 2 liter per detik atau sebanyak 7.200 liter per jam.
Sumur bor air tanah tersebut difasilitasi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan yang hadir di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Sabtu (7/3) kemarin untuk menengok melihat dan sekaligus meresmikan sumur bor berharap dengan adanya sumber air bersih tersebut para santri dan santriwati tidak perlu lagi naik truk untuk pergi mandi seperti yang diceritakan pemimpin pesantren.
Selain itu, warga sekitar pun diharapkan bisa menikmati adanya sumber air bersih baru.
"Sumur bor ini bisa melayani 3 ribu jiwa, dengan volume tersebut, mestinya cukup mohon dimanfaatkan dengan baik," kata Jonan.
Pengurus pesantren Raudlatul Ulum, Abdullah menuturkan, dengan adanya sumur bor tanah para santri juga tidak terbatas jam lagi untuk menggunakan air dan masyarakat yang kalau pada saat hujan air di rumahnya kotor karena mengambil langsung dari gunung, sekarang bisa menggunakan air dari pesantrennya.
"Sebelumnya di sini ada air dari pegunungan tapi tidak cukup, hanya bertahan hingga jam 9, karena banyak dipakai anak-anak sekolah. Kalau sekarang jam berapapun bisa, kalau masyarakat ada yang butuh bawa saja jerigen air ke sini," tutur Abdullah. (Red:Muiz)