Banda Aceh, NU Online
Al-Mursyid Syaikh H Hasanoel Basri HG atau akrab disapa Abu Mudi kembali mengisi pengajian rutin tasawuf, tauhid, dan fiqih atau Tastafi Aceh yang akan digelar di Masjid Raya Baiturrahman (MRB) Banda Aceh, Jumat (8/11).
“Insyaallah, malam ini kami kembali menggelar pengajian rutin Tastafi yang akan disampaikan oleh almukarram Abu Mudi Samalanga dengan kajian kitab Mukhtasar Ihya Ulumuddin atau nama lain kitab Almursyidul Amin bertema tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW,” kata Tgk Syarifuddin, salah seorang pengurus pengajian Tastafi Banda Aceh kepada NU Online.
Sementara itu, Koordinator Majelis Pengajian Tastafi Pusat MRB Banda Aceh Tgk Marwan Yusuf sangat mengharapkan agar masyarakat yang berada di seputaran Banda Aceh dan Aceh Besar bisa ikut meramaikan.
“Pengajiannya akan dilaksanakan nanti malam pukul 20.00 wib atau usai shalat Isya berjamaah di Masjid Raya,” jelasnya.
Hal tersebut penting sebagai syiar sekaligus sarana menambah pengetahuan terkait masalah agama Islam, khususnya tema tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan ini juga berlaku secara umum dalam artian siapa saja boleh hadir dan diperkenankan untuk menyukseskan kajian dengan membawa saudara, teman dan handai tolan.
“Karena itu kami mengimbau kepada alumni dayah, santri dan masyarakat serta seluruh pecinta ilmu untk sudi kiranya hadir dalam pengajian yang diasuh almukarram Abu MUDI tersebut,” pinta putra kelahiran Lueng Putu, Pidie Jaya itu.
Namun demikian, panitia juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai kalangan khususnya radio agar kegiatan dapat diterima oleh warga yang berhalangan hadir maupun lantaran jauhnya lokasi.
“Pengajian Tastafi juga akan disiarkan secara langsung oleh Radio RRI Programa 1. 97,7, Radioqu Al-Bahjah,Tree FM, Tos Fm, Radio Mutiara Beurenuen dan Radio Yadara,” jelasnya.
Diharapkan dengan disiarkannya kajian lewat radio akan semakin meluaskan syiar, sehingga berbagai lapisan masyarakat dapat menjangkau.
“Karena dengan ikhtiar ini, akan kian bermanfaat serta tentunya menjangkau lokasi yang lebih luas,” tandasnya.
Kontributor: Bang Helmi
Editor: Ibnu Nawawi