Daerah

Ansor Aceh Selatan Sebut Pentingnya Tabayun di Era Digital

Sabtu, 12 Maret 2022 | 13:30 WIB

Ansor Aceh Selatan Sebut Pentingnya Tabayun di Era Digital

Sekretaris PC GP Ansor Aceh Selatan Tgk. Azhar bersama Kasatkornas Banser Hasan Basri Sagala. (Foto: Istimewa)

Aceh Selatan, NU Online
Era digital dengan terbukanya arus deras informasi seperti saat ini yang bisa diakses oleh siapa pun membuat miris. Di saat kita mendengar celaan, hinaan, dan fitnah yang timbul dari sikap mengambil keputusan diatas suatu informasi tanpa tabayun dan analisa yang dalam.


“Seakan-akan umat ini lupa kalau sedang diuji dengan cobaan segelintir orang yang berusaha merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” ungkap  Sekretaris PC GP Ansor Aceh Selatan Tgk Azhar kepada NU Online, Jumat (11/3/2022).


Tgk Azhar mengatakan pentingnya persatuan. Ini sebuah keniscayaan yang mesti terus dihidupkan di negara yang heterogen ini. Tanpa persatuan, mustahil rasanya bisa digapai cita-cita pendiri bangsa ini.


Di dalam kitab Taisir al-Khallaq Fil Ilmi al-Akhlaq karya Hafidh Hasan al-Mas’udy, disebutkan persatuan dan persahabatan timbul karena lima indikator. Pertama, agama. Sempurnanya iman menyebabkan rasa kasih sayang, seperti telah dicontohkan Nabi Muhammad saw.


“Sebagaimana disebutkan dalam banyak kisah, misalnya antara Rasulullah saw dan sahabatnya, Nu’aiman bin Amr bin Raf’ah. Ia merupakan salah seorang sahabat dari  termasuk juga ashabul Badr,” ungkapnya.


Dikisahkan, Nu’aiman hendak memberi hadiah kepada Rasulullah saw. Namun, ia tidak memiliki apa-apa untuk diberikannya sehingga dia melihat penjual madu keliling yang tidak laku terjual.


“Nu’aiman memanggil dan mengajak penjual madu tersebut ke rumah Rasulullah. Setelah sampai, dia berpesan kepada penjual madu. Sebentar lagi penghuni rumah ini akan keluar dan membayar harga madu engkau,” papar Tgk Azhar.


Selanjutnya, penjual madu itu mengetuk pintu rumah Nabi Muhammad dan memberikan madu tersebut kepada Rasulullah. Sang Rasul merasa senang mendapatkan hadiah itu dan membagikan kepada para sahabatnya. Lantas penjual madu pun berteriak.


“Selang beberapa saat setelah kejadian itu, Rasul memanggil Nu’aiman meminta penjelasan. Namun, jawabannya membuat Rasul tersenyum. Sosok Baginda Rasul mengajarkan kepada umatnya tentang arti rasa kasih sayang dan mengajarkan kepada kita tentang tabayun yang mulai terkikis zaman.


“Kedua, keturunan. Manusia cenderung pada kerabatnya, mencintai, dan menahan disakiti mereka seperti sabda Rasul: Sesungguhnya kasih-sayang apabila saling bersentuhan akan menimbulkan simpatik”. Ini adalah persatuan atau persahabatan karena keturunan,” papar Tgk Azhar.


Ketiga, lanjut dia, perkawinan. Manusia bila mencintai istrinya akan mencintai semua yang berhubungan dengan istrinya. Berbuat baik sesama manusia. Ini merupakan penyebab persatuan antara sesama manusia walaupun tidak seiman.


Karena Ukhuwah
Menurut Tgk Azhar, hal itu timbul karena adanya Ukhuwah Wathaniyah dan Ukhuwah Basyariyah. Melihat beberapa kejadian yang timbul di bangsa ini, tidak salah rasanya kita katakan Ukhuwah Wathaniyah dan Ukhuwah Basyariyah merupakan jawaban atas semua kegaduhan itu.


“Keempat, persaudaraan. Hal ini seperti dicontohkan Rasulullah saw mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Ansor, agar bertambah persaudaraan mereka,” lanjutnya.


Ini adalah ukhuwah yang diajarkan oleh Rasul kepada seluruh umat Islam agar dapat memberi dan mengambil faedah, tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa.


Mahasiswa STISNU Aceh itu menyebutkan fitnah merupakan penyebab kehancuran dalam persatuan yang dapat menimbulkan cacian, hasutan, dan penghinaan yang akan meruntuhkan sebuah peradapan manusia.


Alumnus Dayah MUDI Samalanga ini menambahkan, persatuan merupakan bagian dari akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah. Dalam banyak riwayat tentang sejarah Rasul dapat ditemukan makna kasih sayang, saling menghormati, bahkan terhadap umat lainnya.


Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Musthofa Asrori