Kader Ansor, Banser, dan Pagar Nusa Limbangan Ziarah di Makam Sunan Rumenggong (Foto: dok. KH Imam Abdurrachman)
Muhammad Aiz Luthfi
Kontributor
Garut, NU Online
Puluhan pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Pagar Nusa Kecamatan BL Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat kompak berziarah bareng dan tahlilan di komplek makam Sunan Rumenggong yang berlokasi di Gunung Poronggol, Kampung Buniwangi, Desa Ciwangi, Ahad (23/5).
Ketua GP Ansor Kecamatan BL Limbangan, R Iman Firmansyah mengatakan, kegiatan ini ia nilai bisa membawa dampak positif kepada para kader Ansor-Banser untuk meningkatkan spiritualitas sehingga semangat dalam mengabdikan diri di Nahdlatul Ulama tetap menyala.
"HP saja perlu di-charge supaya bisa tetap menyala dan tidak mati, kegiatan ini juga demikian bisa berfungsi sebagai charger hati dan jiwa supaya semangat kita dalam berkhidmat di NU bisa tetap menyala," tuturnya usai kegiatan.
Limbangan, kata dia, merupakan kota santri yang punya sejarah panjang dalam dakwah Islam di Kabupaten Garut. Ini dibuktikan hingga saat ini masih berdiri puluhan pesantren bahkan bisa jadi ada ratusan karena masih banyak pesantren yang belum terdaftar di Kementerian Agama.
“Sebagai santri sekaligus orang yang hidup di kota santri sudah seharusnya kita melaksanakan ajaran Ahlussunah wal jamaah, salah satunya adalah ziarah kubur,”ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pagar Nusa Kabupaten Garut, KH R Imam Abdurrachman Maolani menyampaikan bahwa Ansor dan Pagar Nusa merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena keduanya merupakan barisan terdepan dalam menjaga marwah agama, negara, NU, dan ulama.
“Semangat perjuangan dan pengabdian dua sayap organisasi NU ini harus tetap terjaga,”ujar Pimpinan Pesantren As-Sa`adah, Limbangan ini.
Ditambahkannya, kegiatan ziarah bareng ini menjadi salah satu upaya dalam memperkokoh soliditas dan merekatkan hubungan emosional bagi para kader GP Ansor dan Pagar Nusa di Kecamatan Limbangan.
“Karena sekarang masih pandemi jadi jamaah atau peserta kegiatan ini kita batasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut Imam menjelaskan bahwa Prabu Jaya Kusumah alias Raden Muhammad atau lebih dikenal dengan Sunan Rumenggong adalah buyut dari tokoh penyebar Islam di Garut, Sunan Pancer atau Adipati Limansanjaya Kusumah.
“Menurut sejarah versi ulama, bukan versi kolonial, Sunan Rumenggong adalah seorang ulama dan umara penyebar dakwah Islam di Nusantara yang hidup sezaman dengan Sunan Ampel,” imbuhnya.
Imam menambahkan, menurut sejarah versi ulama Limbangan, Sunan Rumenggong pernah memimpin sebuah kerajaan besar yang bernama Kerajaan Kertarahayu dan wilayah kekuasaannya meliputi sejumlah daerah yang ada di Pulau Jawa.
“Makanya sebagian daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur ada warganya yang masih pakai Bahasa Sunda dan di Jakarta ada Sunda Kelapa,” tutupnya.
Usai tahlilan, para kader Ansor dan Pagar Nusa BL Limbangan ini melanjutkan kegiatannya dengan membaca Ratib Al-Haddad.
Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua