Jombang, NU Online
Pemberdayaan ekonomi anggota dan pengurus dalam sebuah organisasi saat ini sangat penting mulai diperhatikan pimpinan sebagai pemegang kendali organisasi. Tidak terkecuali di Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi terbesar yang memiliki jamaah yang begitu masif.
“Untuk itu secara berkala kita melatih anggota bagaimana cara memanfaatkan potensi ekonomi sesuai kemajuan teknologi sekarang,” kata Amir Syaifuddin, Sabtu (4/1).
Hal tersebut disampaikannya saat menggelar pelatihan pemberdayaan ekonomi digital bersama anggota dan pengurus Ansor Sumobito, Jombang, Jawa Timur di kediamannya.
Ketua Pimpinan Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumobito, ini menegaskan, dinamika organisasi terkadang ditentukan oleh kondisi ekonomi masing-masing anggota dan pengurus. Mereka yang ekonominya sudah berdaya kebanyakan total dalam menjalankan mandat organisasi.
NU, lanjut dia, dan sejumlah badan otonomnya sangat bisa membuat iklim organisasi yang demkian. Pasalnya di samping militansi anggota dan pengurus yang sudah cukup terbangun, mereka juga mayoritas memiliki komitmen mengembagkan potensi ekonominya.
“Saat ini memang harus mulai berpikir bagaimana mereka berorganisasi dengan totalitas tanpa mengesampingkan pekerjaan di rumahnya sebagai tanggung jawab utama,” jelas Amir sapaan akrabnya.
Sementara, model yang diterapkan dalam pelatihan ini, para peserta diarahkan untuk bisa mengelola media sosial yang menguntungkan. Mereka diajarkan bagaimana agar beragam media sosial yang dimiliki dapat menambah uang saku melalui kreativitas konten yang dibuat dengan jangkauan yang luas.
Kendati begitu, segala konten yang diproduksi dan disebarkan tidak keluar dari nilai-nilai dakwah sesuai prinsip yang digariskan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah.
“Artinya mereka tetap berdakwah tapi juga menguntungkan dari sisi finansial,” jelas salah seorang Wakil Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Unggulan NU Mojoagung, Jombang ini.
Ia menambahkan, belakangan ini sebetulnya banyak orang yang membutuhkan pemahaman agama yang menyejukkan tidak kasar dan tidak kaku. Pemahaman-pemahaman itu dominan hanya ada di NU. Tinggal bagaimana warga NU bisa berinovasi mengembangkan dakwahnya melalui pemanfaatan digital.
Warga NU menurutnya saat ini tidak boleh anti dengan dunia digital yang memiliki peran penting dalam memajukan oragnisasinya. Perannya juga digunakan untuk memperluas aspek dakwah. Dan sisi lain yang sangat nampak belakangan ada banyak orang yang menjadikan dunia digital sebagai pekerjaan yang strategis, karena sisi ekonominya juga sangat menjanjikan.
“Kalau orang-orang itu bisa sukses begitu, kenapa kita tidak? Kita juga pasti bisa,” pungkas Amir.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Ibnu Nawawi